Rabu, 11 Mei 2011

Kepemimpinan Otoriter


Kepemimpinan otoriter atau bisa di sebut kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan diktator adalah suatu kepemimpinan dimana seorang pemimpin ber tindak sebagai diktator, pemimpin adalah penguasa, semua kendali ada di tangan pemimpin.
Seorang diktator jelas tidak menyukai adanya meetin, rapat apalagi musyawarah karena bgi seorang diktator tidak menghendaki adanya perbedaan dan pastinya suka dg memaksakan kehendaknya.
 
Dengan kepemimpinan diktator semua kebijakan ada di tangan pemimpin, semua keputusan ada di tangan pemimpin, semua bentuk hukuman, larangan peraturan dpt juga brubah sesuai dg suasana hati pemimpin.

Jika kita lihat dari sisi gaya kepemimpinan secara ekstrim kepemimpinaan otoriter menempati urutan pertama karena kita lihat dari seberapa besar pengaruh ato campur tangan pemimpin kemudian di lanjutkan kepemimpinan demokratis di mana pemimpin dan bawahan bsa saling bekerja sama dan yg ketiga atau titik ekstrim terakhir adalah kepemimpinan laissez faire yaitu pemimpin yg tidak bertindak sebagai pemimpin semua kebijakan bebas di tentukan sendiri oleh anggotanya.

Jika kita tinjau menurut sistem kepemimpinan menurut likert maka sistem otoriter menempati sistem pertama (I), berikutan lengkap sistem kepemimpinan menurut likert 
(1) sistem l : otoriter (explosive/authoritative).
(2) sistem ll : otoriter bijaksana (benevolent authoritative).
(3) sistem lll : konsultatif 
(4) sisten lV : partisipatif.

Adapun ciri kepemimpinan otoriter sistem l menurut likert dalam buku wahjosumidjo: kepemimpinan dan motivasi terbitan PT. Ghalia tahun 1987 adalah sebagai berikut : 
(1) manajer menentukan semua keputusan yg bertalian dg seluruh pekerjaan, dan memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakanya.
(2) manajer menentukan semua standard bgm bawahan melakukan tugas.
(3) manajer memberikan ancaman dan hukuman kepada bawahan yg tidak berhasil melaksanakan tugas-tugas yg telas di tentukan.
(4) manajer kurang percaya terhadap bawahan dan sebaliknya bawahan tidak atau sedikit sekali terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
(5) atasan dan bawahan bekerja dalam suasana yg saling mencurigai.

Tipe kepemimpinan otoriter jika di terapkan sekarang mungkin kurang relevan, namun jika kita lihat lgi menurut gaya kepemimpinan situasional tipe kepemimpinan ini bisa di terapkan terhadap anggota ato bawahan dengan tingkat kematangan rendah yaitu ketika seorang pemimpin menghadapi bawahan yg blm bisa atau blm menguasai hampir semua bidang yg menjadi tanggung jawabnya.

Tidak ada komentar: