Sabtu, 14 November 2020

Periklanan


Kegiatan promosi tidak boleh berhenti hanya pada memperkenalkan produk kepada konsumen saja, akan tetapi harus dilanjutkan dengan upaya untuk mempengaruhinya agar konsumen tersebut menjadi senang dan kemudian membeli produknya (H.Indriyo Gitosudarmo M.Com, 2000:237)
Alat-alat bauran promosi dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu :
a. Periklanan (Advertising)
Definisi menurut Basu Swatha (2002:245) : “Periklanan adalah komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta individu-individu”.Periklanan bersifat menjangkau masyarakat luas (massal), tidak pribadi tapi secara langsung dengan audien (impersonal) dan dapat menyampaikan gagasan secara menyakinkan dan menimbulkan efek yang dramatif (ekspresif).

1) Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa atau ide dan kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang (Basu Swastha, 2000:252). Adapun beberapa tujuan lain periklanan adalah :
a) Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain.
b) Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga penjualan atau salesman dalam jangka waktu tertentu.
c) Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan mencantumkan nama dan alamatnya.
d) Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru.
e) Memperkenalkan produk baru dan menambah penjualan industri.

2) Fungsi-fungsi Periklanan
Menurut Basu Swastha (2002:246) bahwa “beberapa fungsi periklanan yang dibahas di sini antara lain : (1) memberi informasi, (2) membujuk atau mempengaruhi, (3) menciptakan kesan, (4) memuaskan keinginan, dan (5) sebagai alat komunikasi”.

a. Memberi Informasi
Periklanan dapat menambah nilai pada suatu barang dengan memberikan informasi kepada konsumen. Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak daripada lainnya, baik tentang barangnya, harganya ataupun informasi lain yang mempunyai kegunaan bagi konsumen. Nilai yang diciptakan oleh periklanan tersebut dinamakan faedah informasi. Tanpa adanya informasi seperti itu orang segan atau tidak akan mengetahui banyak tentang suatu barang.
b. Membujuk atau Mempengaruhi
Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembelipembeli potensial dengan menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik daripada produk lain. Dalan hal ini iklan yang sifatnya membujuk tersebut lebih baik dipasang pada media-media seperti televisi atau majalah.
c. Menciptakan Kesan
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai suatu kesan tertentu tentang apa yang diiklankan. Dalam hal ini, pemasangan iklan selalu berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya. Periklanan juga dapat menciptakan kesan pada masyarakat untuk melakukan pembelian secara rasional dan ekonomis.
d. Memuaskan Keinginan
Sebelum memilih dan membeli produk, kadangkadang oranng ingin diberitahu lebih dulu. Sebagai contoh mereka ingin mengetahui dulu tentang gizi, vitamin dan harga pada sebuah produk makanan yang paling untuk keluarga. Periklanan merupakan salah satu
alat komunikasi yang sangat efisien bagi para penjual. Mereka harus menggunakannya untuk melayani orang alin, masyarakat dan mereka sendiri.
e. Periklanan Merupakan Alat Komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua arah penjual atau pembeli, sehingga keinginan mereka dapat terpenuhi dengan cara yang efisien dan efektif. Dalam hal ini komunikasi dapat menunjukkan cara-cara untuk mengadakan pertukaran yang saling memuaskan.

3) Jenis-jenis Periklanan
Menurut (Basu Swastha, 2002:249) bahwa “Beberapa macam cara dalam periklanan dapatlah digolongkan atas dasar penggunaannya oleh pimpinan, karena perbedaan tersebut tergantung pada tujuan perusahaan dalam program periklanannya”.
a. Periklanan Barang (product advertising) Dalam periklanan produk, pemasangan iklan menyatakan kepada pasar tentang produk yang ditawarkan. Periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebut
merk atau nama produsennya.
b. Periklanan Kelembagaan Periklanan ini dirancang untuk menciptakan sikap serasi dan rasa simpati terhadap penjual dan membangun nama baik (good will) perusahaan, periklanan ini lebih menitik beratkan pada nama penjual atau nama perusahaan.
Periklanan ini berusaha memikat konsumen dengan menyatakan suatu motif membeli pada penjual tersebut dan bukan motif membeli produk tertentu.

4) Media Iklan Pemilihan 
Media iklan merupakan salah satu keputusan penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
sebuah iklan. Setiap media mempunyai karakteristik yang berbeda, dimana hal ini sangat berkaitan dengan tujuan iklan yang dapat dicapai. Adapun jenis-jenis media tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame, direct
mail, dan sebagainya.

5) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan media iklan, menurut Basu Swastha (2002:235) bahwa “faktorfaktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media yang akan digunakan untuk periklanan adalah : (1) Tujuan periklanan, (2) sirkulasi media, (3) keperluan berita, (4) waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat, (5) biaya advertensi, (6) kerjasama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media, (7) karakteristik media, (8) kebaikan serta kelemahan media”.

a. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan memberikan pengaruh dalam pemilihan media. Misalnya perusahaan mengutamakan kecepatan sampainya berita kepada masyarakat.
b. Sirkulasi Media
Sirkulasi media yang akan dipakai harus sesuai atau seluas pola distribusi produk, baik distribusi secara geografis maupun distribusi pada segmen pasar yang dituju.
c. Keperluan Informasi
Ada beberapa produk yang dalam periklanannya perlu disertai dengan gambar, tidak hanya dengan tulisan. Jadi, informasi yang harus disampaikan dirangkai dengan gambar. Misalnya iklan untuk mobil, rumah dan sebagainya.
d. Waktu dan lokasi mana keputusan membeli dibuat
Faktor waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat juga memberikan pengaruh dan pemilihan media yang digunakan.
e. Biaya periklanan
Pertimbangan biaya ini dihubungkan dengan jumlah dana yang tersedia dan sirkulasi media yang akan digunakan.
f. Kerjasama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media Pada umumnya perusahaan lebih condong untuk memilih media yang bersedia mengadakan kerjasama yang baik dan memberikan bantuan promosi yang lebih besar. Kerjasama tersebut dapat dilakukan secara terusmenerus dengan memberikan kesempatan pembayaran biaya periklanan kepada perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama.
g. Karakteristik Media
Untuk mengambil keputusan tentang media yang akan dipilih perlu dipertimbanngkan karakteristiknya. Misalnya radio merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui telinga, sedangkan surat kabar merupakan media yang dapat menimbulkan keinginan melalui mata.
h. Kebaikan dan keburukan media Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media ini adalah faktor kebaikan dan keburukan media yang akan digunakan.
i. Luasanya pemakaian periklanan para pesaing Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media ini adalah  luasnya pemakaian periklanan para pesaing


konsep marketing


Kotler dan Keller (2009:6) mengutip Asosiasi Pemasaran Amerika yang memberikan definisi berikut, “Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya.”

Menurut Kotler dan Armstrong (2012:29), “Marketing as the process by which companies create value for customers and build strong customer relationships in order to capture value from customers in return”, artinya menyatakan bahwa pemasaran sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalan.

Menurut David (2011:198), “Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa.”

Dari beberapa definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran adalah proses menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai yang bertujuan untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa, sehingga tercipta hubungan pelanggan yang menghasilkan penjualan Proses dalam pemahaman kebutuhan dan keinginan konsumen inilah yang menjadi konsep pemasaran. Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya terampil dalam merangsang permintaan akan produk-produk perusahaan agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

Menurut Kotler dan Keller (2009:19), “Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih.” Menurut Kotler dan Armstrong (2012:30-32), pemasaran bersandar pada konsep inti berikut:
  1. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan (Needs, Wants, and Demands) Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia dan harus ada sehingga dapat menggerakkan manusia sebagai dasar (alasan) berusaha. Keinginan adalah hasrat untuk memperoleh pemuas kebutuhan yang spesifik akan kebutuhan. Permintaan adalah keinginan akan produk tertentu yang didukung kemampuan dan kesediaan untuk membayar dan membeli.
  2. Penawaran Pasar – Produk, Pelayanan, dan Pengalaman (Market Offerings – Products, Services, and Experiences) Penawaran pasar merupakan beberapa kombinasi dari produk, pelayanan, informasi, atau pengalaman yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka. 
  3. Nilai Pelanggan dan Kepuasan (Customer Value and Satisfaction) Nilai pelanggan dilihat sebagai kombinasi antara mutu, jasa, dan harga (quality, service, price) yang mencerminkan manfaat dan biaya berwujud dan tak berwujud bagi konsumen. Kepuasan merupakan penilaian seseorang dari kinerja yang dirasakan dari produk dalam hubungan dengan harapannya.
  4. Pertukaran dan Hubungan (Exchanges and Relationships) Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh sebuah objek yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan. Pemasaran terdiri dari tindakan yang diambil untuk membangun dan memelihara hubungan melalui transaksi dengan target pembeli, pemasok, dan penyalur yang melibatkan produk, pelayanan, ide, atau benda lainnya. 
  5. Pasar (Markets) Pasar merupakan kumpulan semua pembeli sebenarnya dan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan akan produk atau jasa tertentu yang sama, yang bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu. 
Definisi menurut Basu Swastha (2002:17) Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran didasarkan pada pandangan dari luar ke dalam.
Konsep ini diawali dengan mendefinisikan pasar yang jelas berfokus pada kebutuuhan pelanggan, memadukan semua sistem kegiatan yang akan memengaruhi pelanggan dan menghasilkan laba melalui pemuasan pelanggan. Konsep pemasaran bersandar pada empat pilar utama.
  1. Pasar sasaran tidak ada perusahan yang dapat beroperasi disemua pasar dan memuaskan semua kebutuhan dan juga tidak ada yang dapat beroperasi dengan baik dalam pasar yang luas, sehingga jika suatu perusahaan itu ingin berhasil maka ia harus dapat mendefinisikan pasar sasaran meraka dengan cermat dan menyiapkan program pemasaran.
  2. Kebutuhan pelanggan, memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan tidak selalu merupakan tugas yang sederhana dikarekan beberapa pelanggan itu memiliki kebutuhan sendiri yang tidak mereka sadari atau mereka tidak dapat mengutarakan kebutuhan-kebutuhan ini.
  3. Pemasaran terpadu, jika semua departemen bekerja sama melayani kepentingan pelanggan maka hasilnya adalah pemasaran terpadu. Pemasaran terpadu berjalan dalam dua tahap yaitu :
  • Tahap Pertama : beragam fungsi pemasaran, tenaga penjualan periklanan, manajemen produk, riset pemasaran dan lainnya harus bekerja sama.
  • Tahap Kedua : pemasaran harus dikoordinasikan dengan baik pada bagian lain perusahaan. Profitabilitas, tujuan utama konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuan mereka

Marketing mix


Istilah Marketing Mix (Bauran Pemasaran) di perkenalkan pertama kali pada tahun 1953 oleh Neil Borden ketika memberikan kata sambutan pada the American Marketing Association (AMA), seorang pemasar terkemuka, E Jerome McCarthy, mengusulkan klasifikasi Empat P pada tahun 1960, yang telah dipergunakan secara luas diseluruh dunia. Elemen Empat P dalam Marketing Mix (Bauran Pemasaran) adalah:

  1. Product (produk) merupakan barang atau jasa yang di produksi oleh industri manufaktur atau industri jasa. Setiap produk (barang/jasa) memiliki siklus hidup produk (product life cycle). Untuk mempertahankan daya saing produk di pasar, diperlukan diferensiasi produk, sehingga strategi untuk mendiferensiasikan produk harus di lakukan oleh manajemen pemasaran.
  2. Price (harga) merupakan besaran yang di bayarkan oleh konsumen untuk suatu produk (barang/jasa). Strategi penetapan harga yang kompetitif juga harus di lakukan oleh manajemen pemasaran.
  3. Promotion (promosi) mewakili semua bentuk komunikasi yang di gunakan oleh pemasar dalam mengkomunikasikan produknya di pasar. Promosi memiliki empat elemen yang berbeda, yaitu: periklanan (advertising), hubungan publik (public relations), penjualan pribadi (personal selling) dan promosi penjualan (sales promotion).
  4. Place (tempat) merupakan cara memperoleh produk atau bagaimana mengakses produk oleh konsumen.

Menurut Cortyard Marketing Mix (Bauran Pemasaran) adalah kombinasi unik dari produk/jasa, harga, promosi, dan strategi distribusi yang di rancang untuk menjangkau pasar sasaran tertentu. Bauran pemasaran adalah salah satu konsep utama dalam pemasaran moderen Kita mendefinisikan Bauran Pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran taktis yang dapat di kendalikan yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang di inginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat di lakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang banyak itu dapat di golongkan menjadi empat variabel yang dikenal sebagai “empat P”:

  1. Product (produk) berarti kombinasi “Barang dan Jasa” yang dilakukan oleh oleh perusahaan kepada pasar sasaran.
  2. Price (harga) adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk tadi.
  3. Place (distribusi) termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran.
  4. Promotion (promosi) berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.

Program pemasaran efektif mencampurkan semua elemen bauran pemasaran ke dalam program terkoordinasi yang di rancang untuk mencapai sasaran pemasaran perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen Bauran pemasaran membentuk alat taktis perusahaan untuk memantapkan pemosisian yang kuat dalam pasar sasaran.

Unsur Bauran Pemasaran Jasa :
1. Produk (product)
Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu di perhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya memberi fisik dari produk itu saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang di sebut “the offer”. Terutama produk jasa yang kita kenal tidak menimbulnya beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. 
Yang di maksud dalam pembahasan produk jasa di sini adalah total produk. Total produk terdiri atas:
a. Produk inti (core produk), merupakan fungsi inti dari produk tersebut
b. Produk yang di harapkan (expected product)
c. Produk tambahan (augmented product)
d. Produk potensial (potential product)

Tiga unsur selain core product merupakan unsur yang potensial untuk di jadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut berbeda dengan produk lain. Pemasaran harus dapat mengembangkan nilai tambah dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat di bedakan dan bersaing dengan produk lain, dengan kata lain memiliki citra tersendiri.Di dalam melakukan pengembangan suatu produk yang harus di lakukan oleh suatu bank adalah sebagai berikut:
  1. Penentuan logo dan motto, logo merupakan ciri khas suatu bank sedang motto merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan visi dan misi bank dalam melayani masyarakat yang menarik perhatian dan mudah di ingat.
  2. Menciptakan merek, merek merupakan sesuatu untuk mengenalkan barang atau jasa yang di tawarkan biasanya berupa nama, istilah, dan simbol yang dapat menarik perhatian
  3. Menciptakan kemasan, kemasan merupakan pembungkus suatu produk yang lebih di artikan sebagai pemberian pelayanan atau jasa kepada nasabah seperti buku tabungan.
  4. Keputusan label, label merupakan sesuatu yang di lengketkan pada produk yang di tawarkan dan merupakan bagian dari kemasan yang menjelaskan siapa yang membuat, di mana, kapan, dan cara menggunakannya.

A. Untuk menerapkan strategi produk dalam hal ini bank perlu mengembangkan produk baru dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Membangkitkan gagasan yaitu pencairan produk baru secara sistematis melalui berbagai sumber seperti pelanggan, pesaing, penyalur dan pemerintah.
  2. Menyaring gagasan bertujuan untuk memilih yang terbaik dari sejumlah gagasan yang lebih baik dan menguntungkan.
  3. Mengembangkan dan menguji konsep, pengujian konsep perlu di lakukan kepada sekelompok konsumen melalui beberapa pertanyaan menyangkut konsep yang di tawarkan.
  4. Strategi pemasaran meliputi, penjualan dan laba yang di inginkan dan harga yang layak di masyarakat.
  5. Analisis bisnis, melakukan analisis terhadap strategi pemasaran yang akan di lakukan nantinya.
  6. Pengembangan produk, merupakan kelanjutan produk yang sudah di lalui yang dapat berupa gambar.
  7. Pengujian pasar, bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap produk yang akan atau yang sudah di luncurkan serta menguji penerimaan pasar yang sesungguhnya.
  8. Komersialis, merupakan tahap akhir setelah pengujian positif mendapat tanggapan pasar.

B. Penentuan Harga (price)
Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan  konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah keputusan dalam penentuan harga harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.
Metode dalam penentuan harga antara lain :
  1. Penentuan harga biaya-plus (cost plus pricing)
  2. Penentuan harga tingkat pengembalian (rate of return pricing)
  3. Penentuan harga paritas persaingan (competitive parity pricing)
  4. Penentuan harga rugi (loss leading pricing)
  5. Penentuan harga berdasarkan nilai (value based pricing)
  6. Penentuan harga relasional (relationship pricing)

C. Strategi Lokasi/Tempat (place) Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis. Memilih lokasi yang baik merupakan keputusan yang penting, area yang di pilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga ia dapat mempertahankan keberlangsungan toko semula dan toko-toko di masa mendatang.

Lingkungan setempat dapat saja berubah setiap waktu, jika lokasi memburuk toko tersebut mungkin saja harus di pindahkan atau di tutup. Dalam memilih lokasi tergantung dari keperluan lokasi tersebut. Terdapat paling tidak empat lokasi yang di pertimbangkan sesuai keperluan perusahaan, yaitu antara lain:
a. Lokasi untuk kantor pusat
b. Lokasi untuk pabrik
c. Lokasi untuk gudang
d. Dan kantor cabang

D. Strategi Promosi (Promotion)
Promosi adalah komunikasi dari pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan kepada calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respons. Ada empat macam saran promosi yang di gunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya :

a. Periklanan (advertising)
Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang di gunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang di tawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang di tawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positioning jasa.
Penggunaan promosi pada iklan dapat di lakukan dengan berbagai media seperti pemasangan billboard di jalan-jalan strategis, pencetakan brosur baik di sebarkan di setiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan pemasangan spanduk di lokasi tertentu yang strategis melalui koran, majalah, radio dan media lainnya.Tujuan penggunaan dan pemilihan media iklan dalam penggunaan media promosi adalah untuk memberitahukan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan jasa bank yang di miliki oleh suatu bank, untuk mengingat kembali kepada nasabah tentang keberadaan atau keunggulan jasa bank yang di tawarkan, untuk menarik perhatian dan minat para nasabah baru serta mempengaruhi nasabah saingan agar berpindah ke bank kita.

b. Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang di maksudkan untuk meningkatkan nilai barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan kahirnya. Pont of sales promotion terdiri atas brosur, lembar informasi dan lain-lain. Atau di sebut dengan alat jangka pendek yang di gunakan untuk merangsang peningkatan permintaan secepatnya. Di samping promosi lewat iklan, promosi lainnya dapat di lakukan melalui promosi penjualan atau sales promotion.

c. Penjualan pribadi (personel selling)
Dalam dunia perbankan, penjualan pribadi secara umum di lakukan oleh seluruh pegawai bank, mulai dari cleaning service, satpam sampai pejabat bank. Secara khusus personel selling di lakukan oleh petugas customer service yang merupakan setiap kegiatan yang di peruntukan atau di tunjukan untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Penjualan perseorangan mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran jasa, karena :
1. Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat penting
2. Jasa tersebut di sediakan oleh orang bukan oleh mesin
3. Orang merupakan bagian dari produk jasa

Sifat penjualan perorangan dapat di katakan luwes karena tenaga penjualan dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu tenaga penjualan juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan, sehingga dapat mengadakan penyesuaian di tempat ada saat itu juga.

d. Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth)
Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang akan berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap
pemasaran jasa di bandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya. Pemasar dapat memilih sarana yang di anggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka. Ada beberapa faktor yang harus di perhatikan dalam promosi, yaitu :
  1. Identifikasi terlebih dahulu audiens targetnya hal ini berhubungan dengan segmentasi pasar
  2. Tentukan tujuan promosi: apakah untuk menginformasikan, memengaruhi atau mengingatkan
  3. Kembangkan pesan yang di sampaikan hal ini berhubungan dengan isi pesan (apa yang harus di sampaikan), struktur pesan (bagaimana menyampaikan pesan secara logis), gaya pesan (ciptakan bahasa yang kuat), sumber pesan (siapa yang harus menyampaikannya).
  4. Pilih bauran komunikasi apakah itu komunikasi personal (personal communication) atau komunikasi non personal (nonpersonal communication)

Tugas dan fungsi marketing


Fungsi Marketing:
1) Fungsi Marketing Funding:
a) Untuk mencari nasabah (pihak ketiga) yang mempunyai dana lebih agar mau untuk menyimpannya ke dalam bank dalam bentuk produk yang ditawarkan oleh bank itu sendiri.
Produk bank yang dimaksud dibagi menjadi tiga kategori, yaitu dalam bentuk simpanan tabungan, simpanan giro dan simpanan deposito.
b) Memperkenalkan, mempromosikan, memasarkan produk perbankan, dan memperluas jaringan atau relasi antar perbankan atau dengan dunia diluar perbankan itu sendiri.
2) Fungsi Marketing Lending adalah Mencari nasabah (pihak ketiga) yang sedang membutuhkan dana untuk keperluan individu maupun kepentingan guna mengembangkan perusahaannya dalam bentuk pinjaman yang tentunya sesuai dengan syarat peminjaman

Tugas Marketing
Tugas dan Tanggungjawab Marketing Funding:

a) Marketing Funding sendiri bertanggung jawab pada pencapaian target bidang usaha Funding (pendanaan). Seorang Marketing Funding akan diberikan target dari suatu bank yang mempekerjakannya untuk dapat menghimpun dana sebanyak-banyaknya dari nasabah. Dana dapat berasal dari beberapa produk bank diantara melalui simpanan tabungan, simpanan giro maupun simpanan deposito dari para nasabahnya. Selanjutnya dana yang telah dihimpun oleh seorang Marketing Funding akan kembali disalurkan keluar dari pihak bank melalui berbagai macam produk pinjaman yang ditawarkan kepada nasabahnya baik pinjaman secara individu, lembaga maupun pihak swasta akan diproses oleh seorang Marketing Lending.

b) Seorang Marketing Funding dituntut untuk mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik, memiliki kemampuan untuk menjaga hubungan baik dengan nasabah ataupun calon nasabah, memiliki keahlian dalam menganalisa calon nasabah dari segi  kebutuhan nasabah, memiliki interpersonal skill Tugas Marketing Lending:

  1. Bertanggung jawab atas pencapaian target pembiayaan
  2. Mempunyai kemampuan menganalisis pembiayaan
  3. Memproses dan merealisasikan pembiayaan
  4. Seorang Marketing Lending biasanya menawarkan produknya dengan beberapa daya tarik untuk para nasabahnya, diantaranya dapat berupa bunga bank atau bagi hasil yang rendah / kecil dan proses yang mudah dan tidak berbelit.
  5. Yang baik, serta mampu untuk menjalin atau memperluas jaringan atau networking, berorientasi pada target yang ditetapkan
Komunikasi merupakan kegiatan pemasaran yang paling terlihat atau terdengar sebagian orang menganggapnya mengganggu tetapi nilainya terbatas, kecuali jika di gunakan secara optimal bersamaan dengan upaya pemasaran lainnya. Aksioma pemasaran lama mengatakan bahwa cara tercepat untuk membunuh suatu produk adalah mengiklannya secara berlebihan. Dengan cara yang sama strategi pemasaran yang di dukung dengan penelitian yang cermat dan di rencanakan dengan baik juga akan menemui kegagalan apabila calon pelanggan tidak bisa mengenali keberadaan perusahaan, apa yang di tawarkan kepada mereka, proposisi nilai dari masingmasing produk, dan bagaimana menggunakan produk-produk itu agar bermanfaat.

Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran, perusahaan mengkombinasikan empat variabel yang sangat mendukung didalam menetukan strategi pemasaran, kombinasi keempat variabel itu dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).

Menurut Kotler & Armstrong, “Bauran pemasaran atau marketing mix adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga, distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan dalam pasar sasaran”. “Marketing mix adalah strategi mengkombinasikan kegiatan-kegiatan marketing, agar tercipta kombinasi maksimal sehingga memunculkan hasil paling memuaskan”.

Sumarmi dan Soeprihanto menjelaskan, “Marketing mix adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain marketing mix adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen”.

a) Product/ Produk
Menurut Sumarni dan Soeprihanto, “Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya (barang dan jasa).

b) Price/ Harga
Menurut Sumarni dan Soeprihanto harga adalah, “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut.

c) Place/Tempat
Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi dari Sumarni dan Soeprihanto tentang saluran distribusi adalah, “Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industri pemakai”

d) Promotion/Promosi
Menurut Tjiptono, pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Berdasarkan teori-teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu kelompok komponen pemasaran yang terdiri dari 4P: product, price, place dan promotion yang saling terkait satu sama lain, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen serta mencapai tujuan perusahaan.

Marketing


Marketing ialah suatu rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Caranya dengan membuat produk, menentukan harganya, tempat penjualannya dan mempromosikan produk tersebut kepada para konsumen. Atau definisi marketing yakni suatu perpaduan antara kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan untuk bisa mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga perusahaan bisa mengembangkan produk, harga, pelayanan, dan melakukan promosi agar kebutuhan konsumen bisa terpenuhi serta perusahaan mendapatkan sebuah keuntungan.

Marketing memang sangat erat kaitannya dengan kegiatan kehidupan kita sehari-hari karena objeknya yaitu konsumen. Biasanya kita sebagai konsumen sering dihadapkan pada beberapa pilihan seperti memilih merek dari produk tertentu yang hendak kita beli, dimana kita akan membelinya dan menentukan waktu atau kualitas saat melakukan pembelian. Jadi kita sebagai konsumen bisa Marketing (pemasaran) merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis tergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain itu juga tergantung pada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar.

William J. Stanton menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem kesuluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang di tujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Jadi, kita meninjau pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa kepada kelompok pembeli.

Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi di dalam suatu lingkungan yang di batasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri. Pada umumnya, dalam pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang di ciptakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Namun demikian, pemasaran juga di lakukan untuk mengembangkan, mempromosikan, dan mendistribusikan program-program dan jasa yang di sponsori oleh organisasi non-laba. Meskipun perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang sama, tetapi strategi yang di tempuhnya dapat berbedabeda. Pada pokoknya, strategi ini di tempuh berdasarkan satu tujuan. Dalam pemasaran, strategi yang di tempuh oleh lembaga keuangan dapat terdiri atas 3 tahap, yaitu:
  1.  Memilih konsumen yang di tuju
  2. Mengidentifikasikan keinginan mereka
  3. Menentukan marketing mix.

Asosiasi pemasaran Amerika menawarkan definisi formal berikut: pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan cara pemilik sahamnya. Kita dapat membedakan definisi sosial dan menejerial tentang pemasaran. Definisi sosial menunjukan peran yang di mainkan pemasaran dalam masyarakat. Seorang pemasaran mengatakan bahwa peran pemasaran adalah menyerahkan standar hidup yang lebih tinggi. Di sini ada definisi sosial yang menunjang tujuan kita, pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Menurut definisi menejerial pemasaran sering di gambarkan sebagai “seni menjual produk” akan tetapi, orang heran ketika mereka mendengar bahwa bagian yang paling penting dari pemasaran bukanlah penjualan, penjualan hanya merupakan puncak kecil gunung es pemasaran.

Peter Drucker, seorang ahli teori manajemen terkemuka, mengarahkan sebagai berikut: orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan, akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya pemasaran hendaknya menghasilkan seorang pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang di butuhkan selanjutnya adalah menyediakan produk atau jasa itu.

Pengertian pemasaran seperti yang di kemukakan oleh ahli pemasaran dunia yaitu Philip Kotler adalah “suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.” Dari pengertian ini dapat di katakan bahwa pemasaran adalah usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen melalui penciptaan suatu produk, baik barang maupun jasa yang kemudian di beli oleh mereka yang memiliki kebutuhan melalui suatu pertukaran.

Minggu, 08 November 2020

manajemen pengetahuan


Konsep manajemen pengetahuan berasal dan berkembang di dunia bisnis, diterapkan  dengan  tujuan  untuk  meningkatkan  dan memperbaiki  pengoperasian  perusahaan  dalam  rangka  meraih  keuntungan  kompetitif  dan  meningkatkan  laba.  Manajemen  pengetahuan  digunakan  untuk  memperbaiki  komunikasi  diantara  manajemen  puncak  dan  diantara  para  pekerja  untuk  memperbaiki  proses  kerja,  menanamkan   budaya   berbagai   pengetahuan   dan   untuk   mempromosikan   dan   mengimplementasikan   sistem   penghargaan   berbasis   kinerja.   Seiring   dengan   berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, konsep manajemen pengetahuan semakin berkembang pula sesuai dengan bidangnya.Dalam bidang perpustakaan manajemen pengetahuan meliputi keseluruhan siklus  pengetahuan,  yaitu  mulai  dari  penciptaan,  pengadaan  dan  pengolahan,  penyebaran,  akses  dan  pengunaan,  dan  dilanjutkan  dengan  penciptaan  kembali  pengetahuan, dan seterusnya. Selama ini perpustakaan lebih banyak berfokus pada penyediaan akses dan penyebaran informasi. Disamping itu, perpustakaan selama ini   lebih   memperhatikan   pengetahuan   yang   sudah   terekam   di   luar   pikiran   penciptanya.  Padahal  banyak  pengetahuan  yang  masih  dalam  kepala  orang  (dan  belum  pernah  direkam  dalam  sumber-sumber  informasi  yang  umumnya  dikelola  oleh perpustakaan selama ini). 

Dunia bisnis saat ini ditantang untuk mampu bertahan di dalam lingkungan bisnis yang terus menerus berubah. Noe et al. (2000) mengemukakan dua tantangan yang dihadapi organisasi yaitu global challenge dan stakeholder challenge. Global challenge ditandai dengan adanya globalisasi, deregulasi pasar di sejumlah negara, kerjasama antar negara diberbagai kawasan seperti AFTA dan NAFTA, serta pembebasan tarif. Sedangkan stakeholder challenge diwarnai dengan permintaan konsumen akan peningkatan kualitas barang dan jasa yang dihasilkan, kualitas layanan, tanggung jawab sosial organisasi di lingkungan sekitar. Tantangan-tantangan tersebut menuntut organisasi meningkatkan kemampuan bersaing di pasar domestik maupun internasional.

Agar mampu bertahan di lingkungan bisnis, organisasi melakukan berbagai cara seperti inovasi produk, memperluas pasar, meningkatkan kualitas layanan, memperbaiki proses produksinya, perbaikan sistem organisasi, dan melakukan penghematan biaya. Strategi-strategi organisasi dibuat dan diciptakan agar bertahan di derasnya perubahan lingkungan. Strategi organisasi haruslah mampu menciptakan keunggulan kompetitif. Terdapat dua sumber keunggulan kompetitif yang bisa digali oleh organisasi yaitu dari dalam organisasi dan dari luar organisasi. Sumber-sumber dari luar terdiri dari tersedianya
sumber daya alam, teknologi, pasar tenaga kerja baik kasar maupun profesional dan lainlain. Sedangkan sumber-sumber dari dalam organisasi misalnya kemampuan karyawan, struktur organisasi, sistem kerja organisasi, kreatifitas untuk menciptakan proyek-proyek yang menguntungkan organisasi, dan manajemen pengetahuan (knowledge management).

Dua sumber ini mempunyai karakteristik yang berbeda, pada sumber dari luar organisasi akan menemui kesulitan untuk mendapatkan bahan dasar untuk menciptakan keunggulan kompetitif karena banyak organisasi berlomba-lomba mendapatkan sumber dari luar, selain itu keunggulan organisasi yang didapat dari sumber ini akan mudah ditiru oleh organisasi lain. Sedangkan sumber dari dalam akan memberikan banyak keunggulan karena sukar ditiru oleh pesaing serta talc terbatas.
Keunggulan yang terpatri dalam organisasi dan belum banyak didayagunakan adalah knowledge management. Pengetahuan (knowledge) melekat dalam organisasi dan setiap anggota organisasi. Dalam organisasi, pengetahuan dapat dilihat secara jelas dalam bentuk aturan dan prosedur karyawan sedangkan di individu melekat dalam pengetahuan yang dipunyai.

Widayana (2005, 5) mendefinisikan bahwa: Manajemen  pengetahuan  merupakan  suatu  sistem  yang  dibuat  untuk menciptakan,  mendokumentasikan,  menggolongkan  dan  menyebarkan  pengetahuan dalam organisasi. Sehingga pengetahuan mudah digunakan kapan pun diperlukan, oleh siapa saja sesuai dengan tingkat otoritas dan kompetensinya. Manajamen  pengetahuan  juga  berarti  sebagai  sebuah  proses  perencanaan  dan  pengontrolan  kinerja  aktivitas  tentang  pembentukan  proses  pengetahuan,  yakni proses yang membantu suatu organisasi atau lembaga dalam mendapatkan, memilih, menyebarluaskan (distribusi), dan mentransfer informasi yang dianggap penting  dan  informasi  yang  didapat  dari  beragam  keahlian  seseorang  seperti  informasi   yang   muncul   pada   saat   diskusi   untuk   menyelesaikan   masalah   organisasi, pembelajaran dinamis, perencanaan strategis, dan proses pengambilan keputusan. (Yusuf 2012, 23)Banyak  bidang  ilmu  yang  mempelajari  manajemen  pengetahuan  sehingga  definisinya   pun   bervariasi.   Dari   kebanyakan   pendapat   yang   dikemukakan   mengenai     pengertian     manajemen     pengetahuan,     pengertian     manajemen     pengetahuan   yang   dinilai   paling   mendekati   bidang   ilmu   perpustakaan   yaitu   pengertian dari Gartner Group yang dikutip oleh Srikantaiah (2000, 3) :Knowledge  Management  is  a  discipline  that  promotes  an  integrated  approach  to  identifying,  capturing,  evaluating,  retrieving,  and  sharing  all  of  an  enterprise’s  information  assets.  These  assets  may  include  databases, documents, policies, procedures, and previously uncaptured expertise and experience in individual.

Seperti   yang      diketahui   bahwa   pengetahuan   (knowledge)   itu   cukup   kompleks  jika  diuraikan  secara  multiaspek.  Dalam  berbagai  tulisan  yang  ada,  manajemen  pengetahuan  adalah  sebuah  konsep  baru  di  dunia  bisnis  utamanya,  namun  sekarang  di  banyak  kegiatan  organisasi,  aplikasi  manajemen  pengetahuan  sering digunakan, langsung ataupun tidak langsung. Menurut Laudon (2002, 372) bahwa :”Manajemen    pengetahuan    berfungsi    meningkatkan    kemampuan organisasi   untuk   belajar   dari   lingkungannya   dan   menggabungkan   pengetahuan ke dalam proses bisnis.  Manajemen pengetahuan adalah serangkaian  proses  yang  dikembangkan  dalam  suatu  organisasi  untuk  menciptakan,   mengumpulkan,   memelihara   dan   mendiseminasikan pengetahuan organisasi tersebut”.   Sampai   saat   ini   belum   ada   definisi   tunggal   yang   disepakati   secara   internasional  mengenai  manjemen  pengetahuan.  Tiap  ahli  memiliki  pengertian  dan  penekanan  pemahaman  yang  berbeda  dalam  mendefinisikan  manajemen  pengetahuan.  Definisi  itu  juga  semakin  bervariasi  dilihat  dari  cara  pandang  terhadap  pengetahuan  itu  dan  cara  organisasi  menggunakan  dan  memanfaatkan  pengetahuan. 


Organisasi perlu memandang pengetahuan sebagai sumber berharga dan strategik. Untuk tetap kompetitif, organisasi secara eksplisit perlu mengelola sumber daya intelektual dan kapabilitas. Untuk mengembangkan modal intelektual yang dipunyainya, organisasi perlu melakukan utilisasi social capital yang tumbuh dari interaksi antar anggota organisasi. Cara lainnya dengan mengembangkan iklim dan budaya organisasi yang baru, sistem reward yang baik, struktur organisasi yang lebih datar, ramping dan fleksibel, agar relasi sosial antar anggota organisasi lebih meningkat.

Knowledge management (KM) atau manajemen pengetahuan menjadi isu menarik sejak awal kemunculannya. Berbagai akademisi dan praktisi bisnis mulai mencoba menumbuh-kembangkan manajemen pengetahuan melalui penelitian-penelitian maupun penerapan dalam praktek-praktek bisnis.

Untuk memudahkan pemahaman mengenai manajemen pengetahuan, pengertian manajemen pengetahuan perlu diketahui. Fernandez dan Sabherwal (2001) mengartikan pengetahuan (knowledge) sebagai hasil refleksi dan pengalaman seseorang, sehingga pengetahuan selalu dipunyai oleh individu atau kelompok. Pengetahuan (knowledge) melekat dalam bahasa, aturan-aturan dan prosedur-prosedur, serta konsep. Terdapat dua dimensi kritikal yang perlu untuk memahami knowledge dalam konteks organisasi, yaitu pertama, pengetahuan eksis di setiap individu, kelompok atau organisasi; kedua, pengetahuan dapat dilihat dari sebagai sesuatu yang dapat disimpan, dan sebagai suatu proses yaitu proses untuk mengetahui sesuatu. Berdasarkan 2 dimensi tersebut, pengetahuan dapat dibagi menjadi tacit dan explicit knowledge.

Tacit knowledge adalah pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman, kegiatankegiatan yang dilakukan, dan susah didefinisikan di mana biasanya dibagikan lewat diskusidiskusi, cerita-cerita. Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995), tacit knowledge diartikan sebagai suatu pengetahuan yang personal, spesifik, dan umumnya susah diformalisasi dan dikomunikasi kepada pihak lain. Sedangkan explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah diformulasikan, biasanya disajikan dalam bentuk tulisan misalnya peraturan, buku-buku literatur-literatur. Dalam organisasi proses penyebaran/sharing pengetahuan akan membantu pencapaian tujuan organisasi. Explicit atau codified knowledge diartikan sebagai pengetahuan yang dapat ditransformasikan dal am bentuk formal dan bahasa yang sistematis. 

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh organisasi-organisasi adalah mengkonversi jacit knowledge menuju explicit knowledge, atau sebaliknya. Organisasi dituntut untuk mampu menterjemahkan pengetahuan yang eksis di individu, kelompok atau tim, dan organisasi menjadi nyata dalam bentuk produk-produk dan jasa-jasa yang dihasilkan. Sebagai sumberdaya yang berharga bagi organisasi, sebaiknya organisasi mengelola 'emen pengetahuan yang baik. Studi yang dilakukan Davenport et. al. (1998) "dentifikasi empat langkah yang perlu dilakukan organisasi agar KM menjadinya stratejik.

  1. Pengetahuan dapat disimpan. Data, informasi, maupun pengetahuan dapat disimpan dalam bentuk dokumentasi agar mudah ditelusuri bila dibutuhkan. Bagi pengetahuan yang sifatnya tacit, sebaiknya diartikulasikan menjadi codifiedlexplicit knowledge. Pengetahuan yang dapat disimpan memudahkan organisasi untuk menelusurinya dan memanfaatkan di setiap kesempatan.
  2. Pengetahuan mudah diakses. Setiap anggota organisasi mempunyai aloes yang sama terhadap knowledge base organisasi. Agar proses aksessibilitas dan transfer mudah dilakukan antar anggota, organisasi perlu memfasilitasi dengan memanfaatkan teknologi misalnya video conference, jaringan internet dan intranet, telepon, dan faksimili. Banyak organisasi mempunyai ruang perpustakaan sehingga anggotanya mudah mengakses pengetahuan-pengetahuan terbaru melalui buku-buku, jurnal-jumal, dan majalahmajalah. Organisasi memfasilitasi juga dengan aturan dan prosedur yang memudahkan setiap orang dapat mengakses pihak-pihak dan anggota organisasi lain yang mempunyai pengetahuan.
  3. Peningkatan pengetahuan didukung oleh organisasi. Lingkungan eksternal berubah dengan cepat akibatnya organisasi harus senantiasa beradaptasi. Kemampuan organisasi untuk beradaptasi perlu dukungan pengingkatan pengetahuan. Organisasi perlu menciptakan lingkungan yang mampu mempercepat peningkatan pengetahuan. Temuan Davenport et al. (1998) mengungkapkan perlunya sentralisasi struktur organisasi, dan perubahan budaya kerja yang mendukung kreatifitas anggota organisasi. Hal konkrit yang bisa dilakukan perusahaan yaitu dengan memberikan penghargaan bagi anggota organisasi yang menyumbangkan pengetahuan kepada knowledge base organsiasi. Penghargaan yang diterima dapat berupa peningkatan kompensasi maupun promosi pangkat/jabatan.
  4. Mengelola pengetahuan sebagai aset. Dalam organisasi, aset dapat berbentuk barang berwujud maupun barang berwujud. Organisasi berfokus kepada dua aset tersebut. Pengetahuan, merupakan aset tidak berwujud, harus diperlakukan sebagai aset berwujud yaitu dapat diukur. Skyrme dan Amidon (1998) mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge) dapat diukur dengan menggunakan balanced scorecard. Dimensi innovation dan learning dalam balanced scorecard merupakan proses aktivitas manajemen pengetahuan. Meskipun ada debat dalam pengukurannya, Skyrme dan Amidon (1998) menyakini bahwa dimensi innovation dan learning mempunyai potensi untuk mengukur pengetahuan sebagai aset.

Organisasi yang mempunyai pengetahuan superior mampu mengkoordinasi dan mengkombinasikan sumberdaya-sumberdaya tradisional dan kapabilitas dalam bentuk dan cara barn sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Dengan memiliki sumberdaya intelektual yang superior, organisasi dapat mengetahui bagaimana mengembangkan dan mengeksploitasi sumberdaya tradisonal lebih baik daripada pesaing meskipun sumberdaya tersebut tidak unik dan mudah ditiru. Pengetahuan dapat dikategorikan sebagai sumberdaya stratejik terpenting sehingga dapat digunakan untuk keunggulan kompetitf yang tahan lama.

manajemen kepribadian


Istilah kepribadian digunakan disini untuk mencakup segala sesuatu mengenai individu teoritikus biasanya mendaftar konsepkonsep yang dianggap sangat penting untuk menggambarkan individu serta mengemukakan bahwa kepribadian terdiri dari konsep-konsep ini. Kepribadian adalah sesuatu yang memberi tata tertib dan keharmonisan terhadap segala macam tingkah laku berbeda-beda yang dilakukan oleh individu.

Akhirnya sejumlah teoritikus berpendapat bahwa kepribadian merupakan hakikat keadaan manusiawi. Pandangan Allport bahwa "kepribadian merupakan apa orang itu sesungguhnya" adalah contoh tipe definisi ini. Implikasinya adalah bahwa dalam analisis terakhir kepribadian meliputi apa yang paling khas dan paling karakteristik dalam diri orang tersebut.

Dengan ini kami hanya ingin mengatakan bahwa cara individuindividu tertentu akan mendefinisikan kepribadian sepenuhnya tergantung pada preferensi teoritisnya yang khusus. Jadi, apabila suatu teori menaruh tekanan berat pada keunikan dan kualitas-kualitas terorganisasi dan terpadu dalam tingkah laku, wajar bahwa definisi kepribadiannya akan mencakup keunikan dan organisasi sebagai atribut-atribut penting kepribadian Sebagaimana setiap orang tahu apa itu kepribadian, demikian juga setiap orang tahu apa itu teori. 

Pengertian yang paling umum ialah bahwa teori berlawanan dengan fakta. Teori adalah hipotesa yang belum terbukti atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti. Menurut pandangan kami, teori-teori tidak pernah benar atau salah meskipun implikasi-implikasi atau derivasi-derivasinya bisa benar atau salah. Teori yang berguna akan memberikan petunjukpetunjuk yang ekpslisit mengenai macam-macam data yang harus dikumpulkan tentang suatu masalah tertentu. Dan lebih tua dari sejarah psikologi adalah pernyataan tentang apakah tingkah laku manusia harus dipandang memiliki kualitaskualitas bertujuan (purposive) atau teleologis. Sejumlah teori tentang tingkah laku menciptakan suatu model tentang individu.

Kepribadian didefinisikan berdasarkan konsep-konsep khusus yang terkandung dalam teoriter tentu yang dianggap memadai untuk mendeskripsikan atau memahami tingkah laku manusia secara lengkap atau utuh. Kita juga telah sepakat bahwa suatu teori terdiri segugusan asumsi yang saling berhubungan tentang gejala-gejala empiris tertentu, dan definisi-definisi empiris yang memungkinkan si pemakai beranjak dari teori abstrak ke observasi empiris. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa teori kepribadian harus merupakan segugusan asumsi tentang tingkah laku manusia beserta definisi-definisi empirisnya. Syarat berikut ialah bahwa teori harus relative komprehensif. Teori harus siap untuk menangani, atau membuat prediksi-prediksi tentang berbagai macam tingkah laku manusia. Sesungguhnya, teori harus siap untuk menangani setiap gejala tingkah laku yang memiliki arti bagi individu

Dalam bahasa latin ethos itu disebut mores dari kata inilah moral berasal, yang dalam bahasa Indonesia disejajarkan dengan susila atau kesusilaan. Yang dimaksud dengan moral ialah, norma-norma yang sesuai dengan konsep-konsep yang umum diterima tentang laku perbuatan manusia, mana yang baik dan wajar. Dari pengertian dipahami bahwa moral adalah perilaku perbuatan yang diukur dari ukuran-ukuran perbuatan yang diterima oleh lingkungan pergaulan hidup.

Moralitas memiliki tiga komponen, yaitu komponen afektif, kognitif, dan perilaku. Komponen afektif atau emosional terdiri dari berbagai jenis perasaan (seperti perasaan bersalah atau malu, perhatian terhadap perasaan orang lain dan sebagainya). Yang meliputi tindakan benar dan salah yang memotivasi pemikiran dan tindakan moral.
Komponen kognitif merupakan pusat dimana seseorang melakukan konseptuaslisasi benar dan salah dan membuat keputusan tentang bagaimana seseorang berperilaku. Komponen perilaku mencerminkan bagaimana seseorang sesungguhnya berperilaku ketika mengalami godaan untuk berbohong, curang, atau melanggar aturan moral lainnya.

Moral terkait dengan kesadaran tentang yang benar atau salah. Kesadaran ini sudah ada pada hati nurani manusia. Bawaan aslinya memang manusia cenderung pada kebenaran, kebaikan, dan keindahan, yang dalam terminologi Islam disebut kondisi fitrah. Namun, faktor lingkungan dan nafsu manusia sendiri membuat kesadaran ini tertekan atau tertutup sehingga tidak lagi sensitif dan merespons kebenaran.

Menggunakan kesadaran moral berarti mempraktikkan kebaikan (virtues). berbeda dengan moralitas konvensional yang sering anti dengan premis ini, justru kebaikan sesungguhnya tidak saja selaras dengan sukses bisnis, tetapi juga  memperkayanya.

Secara tradisional psikologi menghindari mempelajari sesatu yang memiliki penilaian baik atau buruk (value judgements). Ada tingkat kesulitan tertentu untuk menghindari bisa ketika berbicara dalam istilah ‘baik’ atau ‘buruk’. Itulah sebabnya aspek kehidupan yang penting, yaitu moralitas harus menunggu lama sebelum ada psikolog yang berani menelitinya. Namun pada saat ini psikologi telah meneliti berbagai proses mendasar dari perkembangan moral, bagaimana orang menilai baik atau buruk apakah terdapat tahapan dalam perkembangan moral, faktor faktor apa yang mempengaruhi perkembangan moral, dan lain-lain. Berbagai pertanyaan terus muncul dalam memahami perkembangan moral.

Pengertian manajemen diri


manajemen diri, menurut Arif Zulkifli Nasution adalah; Rencana untuk mencapai cita-cita membutuhkan pengelolaan diri yang baik. Tanpa pengelolaan diri yang baik, cita-cita tersebut sulit untuk tercapai. Pengelolaan diri yang baik tersebut disebut manajemen diri. Penambahan kata diri pada manajemen diri merupakan totalitas manusia sebagai perpaduan dari jasad dan ruhani, fisik yang bisa dilihat dan sesuatu yang tak terlihat yang menggerakan fisik (hati; pikiran; jiwa). Diri adalah totalitas dari pemikiran, keinginan, dan gerakan yang dilakukan dalam ruang dan waktu. Maka, diri merupakan perpaduan antara intelektual, emosional, spiritual, dan fisik. Setiap kita memerlukan penataan dan pengelolaan dalam kehidupan ini. Karena banyak aktifitas yang kita lakukan, sementara waktu yang dimiliki tidak mencukupi untuk melakukan semua aktifitas tersebut. Oleh karena itu kita memerlukan manajemen diri.

Arif Zulkifni Nasution juga menjelaskan definisi-definisi lain diantaranya;
  1. Manajemen diri menurut Stephen M. Edelson adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menjelaskan proses mencapai kemandirian. Istilah manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar. Manajemen diri adalah sebuah proses merubah ‚totalitas diri‛ baik itu dari segi intelektual, emosional, spiritual, dan fisik agar apa yang diinginkan tercapai.
  2. Covey, secara khusus menyatakan manajemen diri didefinisikan sebagai suatu cara yang dilakukan oleh individu, yaitu: dengan mengorganisasi kehidupannya dengan cara mendahulukan apa yang harus didahulukan. Dan manajemen diri itu sendiri merupakan upaya sistematis dan terus-menerus yang dilakukan seseorang seumur hidupnya untuk mencapai tujuan dan misi hidupnya dengan cara meningkatkan kualitas hidup serta vitalitas/kesehatan tubuhnya melalui pengenalan terhadap potensi terbaik dirinya, penyempurnaan diri (termasuk pembelajaran secara terus-menerus dan pengembangan jaringan sosial hidupnya).

Manajemen diri sendiri adalah bagaimana cara kita mengatur serta mengelola diri kita sendiri agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam manajemen diri sendiri. Seperti:
memiliki sikap disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, memiliki motivasi yang tinggi dalam hidupnya, dan mempunyai planning untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Manajemen diri sendiri juga sering dilihat dari orang yang mampu untuk mengurus dirinya sendiri, yakni mampu mengurus wilayah diri yang cenderung bermasalah. dan salah satu yang paling biasa dan sering bermasalah dalam diri kita sendiri adalah "Hati". Dapat menciptakan hati yang tenang memang tidak gampang, diperlukan
kecerdasan didalam diri itu sendiri.

Manajemen diri, menurut Personal Balance Scorecard:Learning: Terus mengembangkan rasa ingin tahu dan selalu menjadi seorang pelajar yang belum tahu apa-apa. Internal : Menjaga keseimbangan antara heart, mind, spirit dan body. Customer :
Membangun hubungan personal yang positif terhadap orang-orang disekitar gue. Financial : Bekerja keras untuk menciptakan hal-hal baru yang dapat membantu banyak orang.

Hafizhah Syifa, tentang fungsi manajemen diri menjelaskan, bahwa; Dalam Islam kita mengenal istilah aulawiyat, yakni mana yang harus lebih dahulu kita lakukan atau prioritas diri. Kesalahan yang sering kita lakukan adalah terbiasa dengan pola rutinitas yang secara otomatis berjalan begitu saja. Ada juga yang mencoba mengatur diri, sayangnya hanya manajemen yang selalu dipikirkan tetapi tidak direncanakan. Karenanya mari kita berbicara tentang planning (perencanaan), bila perlu tuliskan rencana kita di white board setiap hari, target apa yang ingin diraih dan sekalian atur waktu, tentu jangan sampai tabrakan dengan aktifitas yang lain. Setelah itu, perencanaan ini harus dijalankan secara istiqamah.

Selanjutnya perlu berbicara tentang organizing (pengorganisasian). Kita mau sukses  kuliah tapi tidak mempunyai teman, kalau ada masalah kuliah diselesaikan sendiri. Sadarilah hal seperti ini akan terasa lebih sulit dibanding jika kita mempunyai banyak teman dan setiap kali ada kesulitan selalu didiskusikan. Begitu pun dalam dakwah, kita mau mencegah kemaksiatan tapi dilakukan hanya sendirian. Tentu, ini akan terasa lebih sulit dibanding jika kita tergabung dengan sebuah jamaah dakwah dan sama-sama berjuang. Karenanya menemukan lingkungan kondusif yang akan menghantarkan kita pada kesuksesan dakwah dan kuliah adalah suatu keharusan. Bila sudah menemukan, niscaya akan mempermudah pengorganisasian aktifitas dakwah dan kuliah kita. Ingat kebaikan yang tidak terstruktur akan dikalahkan dengan kejahatan yang terstruktur. Kita tidak melupakan tentang actuatting (pengkoordinasian).

Coba banyangkan jika kita dalam sebuah jamaah dakwah tetapi tidak ada koordinasi, apa yang terjadi? Bisa saja antar individu yang ada di dalamnya terjadi misscom. Bahkan sebuah acara bisa menjadi berantakan hanya karena tidak ada pengkoordinasian. Bayangkan jika seorang pemimpin tidak cakap dalam menyampaikan informasi, maka personal yang ada dibawahnya bisa saja tidak tahu akan tugas-tugasnya. Dalam masalah koordinasi tentu saja harus benar-benar digodok sampai ‘matang’. Jangan setengah-tengah, ketidakpahaman intruksi dan tanggung jawab akan menyebabkan kegagalan sekalipun itu sebuah planning yang cukup semerlang. Pengkoordinasian merupakan awal langkah menuju action.
controlling (pengawasan). Pengawasan yang dimaksud bukanlah pengawasan otoriter dari pimpinan kepada bawahan. Dalam sebuah organisasi atau jamaah dakwah, pengawasan yang saya maksud bisa dengan persahabatan yang hangat. Pemimpin tidak ada salahnya turun langsung ke lapangan untuk memastikan bahwa tujuan berjalan sesuai dengan rencana. Dan sebagai personal yang ada dibawahnya hendaknya melaksanakan tanggung jawab yang sudah menjadi amanahnya.

Sebagai seorang muslim, kewajiban dan tanggung jawab seharusnya tidak melemahkan kita. Justru, seharusnya menjadi kekuatan bagi kita bagaimana agar keduanya bisa dilaksanakan dengan maksimal. Jangan sampai menjadi alasan, seakan-akan tanggung jawab itu begitu berat dan tidak bisa memikulnya lagi.

manajemen diri


Pendidikan merupakan hubungan antarpibadi pendidik dan anak didik. Dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pribadi. Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka menjadi hubungan antara pribadi pendidik dan pribadi si anak didik, yang pada akhirnya melahirkan tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan pendidikan (Hasbullah, 2012: 5). 

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan, yakni untuk mewujudkan manusia yang dicita-citakan/didambakan. Hakekat manusia yang didambakan adalah manusia yang sesuai dengan pandangan filsafat suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia hakekat manusia sesuai dengan pandangan filsafat, yaitu manusia Pancasila. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan. Pendidikan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal, yaitu pengembangan potensi individu yang setinggi-tingginya dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai dengan tahap perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosio budaya di mana dia hidup. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka pendidikan dapat dilihat dan dijelaskan dari berbagai sudut pandang, seperti dari sudut pandang psikologi, sosiologi dan antropologi, ekonomi, politik, komunikasi dan sebagainya.

Pendidikan mempunyai banyak bentuk. Mulai dari yang nonformal sampai yang formal. Salah satu bentuk lembaga pendidikan formal adalah pendidikan sekolah (mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi). Sekolah mempunyai struktur yang formal dengan batasan-batasan sistem yang jelas sehingga tampak sebagai suatu sistem yang berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan dekat maupun lingkungan jauh. (Uhar Suharsaputra, 2010 : 35)

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Melalui usaha pendidikan diharapkan kualitas generasi muda yang cerdas, kreatif, dan mandiri dapat terwujud. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya.

 Dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar. Namun, dalam proses belajar banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh anak-anak, remaja, dan pemuda yang menyangkut dimensi kemanusiaan mereka. Permasalahan yang dialami oleh para remaja yang dalam konteks kali ini adalah mahasiswa sering kali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Seringkali didapatkan mahasiswa absen dalam mengikuti perkuliahan dengan berbagai alasan, baik karena sibuk dengan organisasi-organisasi yang sedang diikuti maupun karena berbagai kesibukan lain yang menyangkut pribadi mereka. Dan terkadang pula dijumpai mahasiswa sering menundanunda dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah yang berujung pada kelalaian sehingga tidak mengumpulkannya. Dan tidak jarang pula dijumpai mahasiswa yang tak mampu mengatur waktunya dalam hal mengerjakan tugas-tugas kuliah terlebih jika disibukkan pula dengan kegiatan praktikum. Hal tersebut dapat disebabkan oleh rendahnya kemampuan mahasiswa dalam mengelola diri mereka.

Kemampuan mengelola diri (self management) merupakan hal yang harus dimiliki setiap individu, terutama mahasiswa. Karena mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki kemampuan mengelola diri yang baik. Di mana mengelola diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar. Mengelola diri adalah sebuah proses merubah “totalitas diri” baik itu dari segi intelektual, emosional, spiritual, dan fisik agar apa yang kita inginkan dapat tercapai.

Prijaksono (2003) mengemukakan bahwa pengelolaan diri bermanfaat untuk menghilangkan stress, kemarahan, kecemasan, ketakutan, dendam, sakit hati, dan meningkatkan kreativitas belajar. Kemampuan mengelola diri seseorang sangat erat kaitannya dengan kecerdasan emosional yang dimilikinya.Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Taraf EQ (Emotional Quotient) yang tinggi akan menjadikan seseorang dapat mengelola diri dengan baik. Dan pengelolaan diri yang baik akan menjadikan seorang mahasiswa lebih disiplin dalam belajar. Karena tanpa kesadaran akan keharusan dalam melaksanakan segala aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya, sesorang tidak mungkin dapat mencapai target yang dicita-citakannya dengan maksimal. Selain itu, pengelolaan diri yang baik akan membantu seseorang dalam meningkatkan
kreativitas belajarnya, sehingga memperoleh prestasi yang memuaskan yang didukung dengan kemampuan berpikir yang kreatif yang akan melahirkan ide-ide yang inovatif.

Peran yang ditampilkan diri pada dasarnya ingin melakukan perubahan, baik yang mengarah pada perubahan yang positif maupun yang negatif. Didalam Islam, perubahan atau amal itu lebih diarahkan pada kebaikan (amal shaleh). Amal shaleh perlu diimbangi keimanan. Konsep diri dalam Islam tidak bebas nilai, melainkan dipenuhi oleh iman dan keshalihan. Manusia sebagai makhluk individu mampu mengembangkan diri, mampu meningkatkan kualitas hidup, dan dengan kelebihan yang dimiliki berusaha untuk meminimalkan kekurangannya. Modal awal proses pengembangan diri adalah mengenal dan memahami tentang diri sendiri, sehingga akan mudah menentukan arah untuk mencapai tujuan.

Diri adalah kombinasi motif yang memilliki nilai dan perilaku yang bersifat khas pribadi, serta diri akan membedakan seorang dengan orang lain. Dalam pembahasan tentang diri dihadirkan teori yang menjelaskannya. Teori-teori keilmuan merupakan sumbangsih para ilmuan dalam melakukan penelitian sehingga dapat mengembangkan teori tersebut atau dapat memunculkan teori baru lain, memberikan arahan pencerahan tentang keberadaan manusia dan akan kemana manusia untuk dirinya sendiri dan bersama pihak lain menyelesaikan tujuannya.

Teori yang berguna akan memberikan petunjuk-petujuk yang ekpslisit mengenai macam-macam data yang harus dikumpulkan tentang suatu masalah tertentu. Maka dari itu sebagaimana yang diharapkan, individu-individu yang menganut pendirian-pendirian teoritis yang berbeda-beda secara drastis bisa meneliti secara empiris yang sama dengan cara-cara observasi yang berbeda-beda. Sepanjang sejarah keinginan manusia untuk mengetahui sebab sebab tingkah lakunya dan semenjak psikologi menjadi pengetahuan yang otonom, masalah aspek kejiwaan yang mengatur, membimbing dan mengontrol tingkah laku manusia selalu timbal dan menjadi persoalan.

Pengertian umum (populer) mengenai "inner entity" ini barangkali ialah  jiwa (soul). Menurut teori "jiwa" gejala-gejala kejiwaan (mental phenomena) dianggap sebagai pencerminan (manifestasi) substansi khusus yang secara khas berbeda dari substansi kebendaan. Dalam pikiran keagamaan jiwa itu dipandang sebagai abadi, bebas dan asalnya suci. Dasar (komponen) self ialah material self, social self, spiritual self dan pure ego. Material self terdiri dari material possession, social self, yaitu bagaimana anggapan teman-teman "orang" lain terhadapnya, spiritual self ialah kemampuan-kemampuan serta kecakapan-kecakapan psikologisnya. Dan ego adalah pikiran yang menjadi dasar daripada personal identity. 

Istilah self didalam psikologi mempunyai dua arti, yaitu:
1. sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri
2. suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri.

Arti yang pertama itu dapat disebut pengertian self sebagai obyek, karena pengertian itu menunjukkan sikap, perasaan pengamatan dan penelitian seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai obyek. Dalam hal ini self berarti apa yang difikirkan orang tentang dirinya. Arti yang kedua dapat kita sebut pengertian self sebagai proses. Dalam hal ini self adalah suatu kesatuan yang terdiri dari proses-proses aktif seperti berfikir, mengingat dan mengamati.

Kedua pengertian itu demikian berbedanya sehingga ada penulispenulis yang mempergunakan istilah yang berlainan: kalau bermaksud untuk menunjukkan pengertian terhadap diri sendiri dipakai kata self, sedangkan kalau bermaksud untuk menunjukkan kelompok dari pada proses-proses psikologis dipakai istilah ego.

Konsep diri dalam komunikasi pribadi sangat penting keberadaannya, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Teori yang berguna akan memberikan petunjuk-petujuk yang ekpslisit mengenai macam-macam data yang harus dikumpulkan tentang suatu masalah tertentu. Maka dari itu sebagaimana yang diharapkan, individu-individu yang menganut pendirian-pendirian teoritis yang berbeda-beda secara drastis bisa meneliti secara empiris yang sama dengan cara-cara observasi yang berbeda-beda.

Ada beberapa cara untuk mengembangkan konsep diri seseorang agar memiliki konsep diri yang positif atau baik, yaitu;
  1. Membayangkan diri kita sebagai orang lain (other’s images of you), artinya jika diri anda diperlakukan kasar oleh orang lain, maka jangan memperlakukan orang lain dengan kasar.
  2. Membandingkan diri anda dengan orang lain (social comparisons), artinya seseorang mudah diterima oleh orang lain, mengapa anda tidak? Dari sanalah anda belajar banyak dari seseorang tersebut.
  3. Pembelajaran budaya (cultural teaching), artinya banyak budayabudaya positif yang dapat dikaji dan terapkan dalam kehidupan seharihari agar anda memiliki konsep diri yang baik.
  4. Menginterpretasi dan mengevaluasi pemikiran dan perilaku anda (your own interpretasions and evaluations). Upayakanlah anda mampu menilai kelemahan ada pada diri anda sehingga dengan secepat mungkin anda memperbaikinya.

Sabtu, 07 November 2020

Strategi Manajemen Pemasaran


Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau laba perusahaan dengan cara mempertahankan dan meningkatkan penjualannya. Tujuan ini dapat dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang baik untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran.

Pengertian Strategi Pemasaran menurut Sofjan Assauri (2013:15) yaitu :
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan dicapai melalui kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu. Dengan demikian ada 4 (empat) unsur pokok dalam konsep pemasaran, yaitu 
  1. orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen, 
  2. kepuasan konsumen, 
  3. kegiatan pemasaran yang terpadu,
  4. tujuan perusahaan.
Strategi Pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai bagaiana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Tull dan Kahle (1990:6) mendefinisikan “Strategi Pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tertentu”.

Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning dan elemen bauran pemasaran.

Menurut Corey (Dalam Dolan, 1991), Strategi Pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait. Kelima elemen tersebut adalah :

(1).  Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani.

Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor:
  1. Presepsi terhadap fungsi produk
  2. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan yang lebih sempit
  3. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada Trial-anderror dalam menanggapi peluang dan tantangan
  4. Kemampuan khusus yang berasal dari sumber daya
(2)  Perencanaan Produk, meliputi Produk Spesifik yang dijual, pembentukan lini produk dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian

(3).  Penetapan Harga yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan

(4).  Sistem Distribusi yaitu saluran pemasaran grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya.

(5). Promosi yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relations.

Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggapi setiap perubahan kondisi pasar dan faktor biaya tergantung pada analisis terhadap faktor-faktor berikut :

1. Faktor Lingkungan
Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintah sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkannya pada bisnis perusahaan. Selain itu faktor-faktor seperti perkembangan tekhnologi, tingkat inflasi, dan gaya hidup juga tidak boleh diabaikan. Hal-hal tersebut merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan produk dan pasar perusahaan.

2. Faktor Pasar
Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran pasaar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi dan peluang-peluang yang belum terpenuhi.

3. Persaingan
Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing, dan kapasitas produksi para pesaing.

4. Analisis Kemampuan Internal
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti tekhnologi, sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelanggan yang dimiliki.

5. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar), baik melalui observasi maupun metode surat.

6. Analisis Ekonomi
Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi teridir atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (break even point),penilaian resiko/laba, dan analisis faktor ekonomi pesaing.

Menurut Jurini dan Basu Swastha (2008:61),menyatakan bahwa :
Setiap perusahaan menjalankan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ada tiga tahap yang ditempuh perusahaan untuk menetapkan strategi pemasaran, yaitu:
(1) memilih konsumen yang dituju,
(2) mengidentifikasi keinginan konsumen, dan
(3) menentukan bauran pemasaran.

Strategi pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dari satu atau beberapa marketing mix (bauran pemasaran) yang dijalankan suatu perusahaan.