Sabtu, 24 September 2011

Ingroup and Outgroup Theory


Ingroup and Outgroup Theory
Pencipta dan Sejarah Teori

Ingroup and Outgroup Theory dikemukakan oleh Sumner. Teori ini merupakan lanjutan dari penjelasan yang telah dikemukakan oleh Charles Horton Cooley mengenai kelompok primer dan kelompok sekunder. 

Dijelaskan oleh Cooley bahwa ketika seseorang menjadi anggota banyak kelompok, hanya beberapa saja yang terikat secara emosional. Kelompok-kelompok yang terikat secara emosional ini disebut kelompok primer dan sebagai anggota pasti akan menganggap bahwa kelompok tersebut adalah kelompok “kita”. Pengakuan inilah yang disebut dengan Ingroup Theory.

Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Ingroup adalah kelompok “kita”, sedangkan outgroup adalah kelompok mereka. Selain termasuk dalam kelompok primer, ingroup theory pun berkaitan dengan kelompok sekunder karena adanya pengakuan bahwa “kita” adalah bagian dari kelompok baik itu yang terikat secara emosional ataupun tidak.

Dalam suatu hubungan ingroup akan ada perasaan semangat untuk melakukan sesuatu untuk kelompok yang dianggap bagian dari “kita”. Rasa semangat ini disebut kohesi kelompok.
Ada tahapan-tahapan yang dilalui jika tergabung dalam suatu ingroup dan harus bersaing dengan outgroup. Awalnya mungkin setiap kelompok hanya berinteraksi dengan rekan sesama kelompoknya saja, namun bisa berkembang berteman dengan kelompok lain bahkan bisa juga terjadi konflik. Adanya konflik sudah dipastikan akan ada pula penyelesaiannya. 

Terkadang akhir dari sebuah konflik akan menciptakan persahabatan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Pada tahapan terakhir antara hubungan ingroup dan outgroupakan tercipta suatu kerja sama yang baik.

Jumat, 23 September 2011

Social Exchange Theory


Social Exchange Theory (Teori Pertukaran Sosial)
Pencipta dan Sejarah Teori
Social Exchange Theory menelaah bagaimana kontribusi seseorang dalam suatu hubungan mempengaruhi kontribusi orang lainnya. Pencetus teori ini adalah Thibaut dan Kelley, yang mengemukakan bahwa orang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain.

Teori ini tidak hanya dapat diaplikasikan dalam hubungan antarpersona tetapi juga pada suatu kelompok. Teori ini memandang suatu hubungan sebagai suatu transaksi dagang, maksudnya adalah orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini seolah-olah memberikan gambaran ketika seseorang memasuki suatu kelompok akan memikirkan laba dan rugi yang akan diterimanya. Hal tersebut juga terkadang dilakukan oleh kelompok.

Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Menurut pencetus teori ini, Thibaut dan Kelley, asumsi dasar yang mendasari seluruh analisisnya bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari beberapa segi, antara lain :

Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.
 Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan.
Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya.
 Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang.

Roloff (1981) mengemukakan bahwa asumsi tentang perhitungan antara ganjaran dan upaya (untung-rugi) tidak berarti bahwa setiap anggota dalam kelompok selalu berusaha untuk saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih memilih lingkungan dan hubungan yang dapat memberikan hasil yang diinginkannya. Hubungan yang ideal akan terjadi bilamana anggota kelompok dapat saling memberikan cukup keuntungan sehingga hubungan tersebut menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan anggota kelompok ataupun kelompoknya..

Suatu kenyataan dalam kehidupan kita adalah bahwa banyak hubungan kita dengan orang lain bersifat temporer.
Ketika mengembangkan dan mengakhiri hubungan, kita akan melewati serangkaian tahap keakraban/keintiman.

Knap (1978) membagi tahapan-tahapan hubungan yang lebih akrab dengan orang lain dalam sebuah kelompok menurut, yaitu :
Inisiasi, mencakup percakapan singkat dan saling memberi salam antar anggota kelompok.

Eksperimen, masing-masing akan mulai mengungkap informasi mengenai pribadinya, percakapan pada tahap ini berfungsi menjajaki terjadinya hubungan lebih lanjut, dan membantu dalam mengungkapkan persamaan atau perbedaan kepentingan.

Intensifikasi, melibatkan penyelidikan yang lebih pada kepribadian masing-masing anggota kelompok.
Integrasi, menciptakan rasa ”bersama”, rasa ”kami/kita”, di mana anggota-anggota kelompok bertindak sebagai suatu unit dan bukan sebagai individu yang terpisah.

Ikatan, terjadi ketika anggota kelompok masuk pada suatu ritual yang secara formal mengakui hubungan jangka panjangnya.

Kamis, 22 September 2011

Drive Theory


Drive Theory
Pencipta dan Sejarah Teori
Drive Theory merupakan perkembangan yang dilakukan oleh Robert Zajonc pada tahun 1965.
Dapat dikatakan bahwa teori ini adalah penengah di antara perbedaan pendapat para peneliti. 

Dimulai dari pernyataan Allport mengenai fasilitas sosial yang digambarkan sebagai prestasi individu yang meningkat karena disaksikan kelompok. Fasilitas berasal dari kata Prancis “facile” yang artinya mudah.
Kecenderungan peran serta kelompok dalam fasilitas sosial menunjukkan hal yang positif terhadap seseorang diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Triplett (1897), Munsterberg (1914), dan Moede (1920). Namun menjadi tanda tanya ketika penelitian tersebut dilakukan oleh Floyd Alport pada tahun 1924 karena hasilnya tidak selalu positif. Floyd Alport kemudian menyimpulkan bahwa kehadiran kelompok bersifat fasilitatif bila pekerjaan yang dilakukan berupa pekerjaan keterampilan yang sederhana, dan kelompok dapat mempersulit pekerjaan bila pekerjaan berkenaan dengan nalar dan penilaian.

Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Gates dan Allee (1933), Pessin (1933), dan Husband (1940) yang menemukan hasil yang tidak konsisten. Mereka beranggapan bahwa kelompok kadang-kadang fasilitatif, dan sewaktu-waktu destruktif terhadap pelaksanaan kerja.
Para peneliti pun mengalihkan perhatiannya dari perbedaan hasil penelitian ini, namun Robert Zajonc berusaha menyimpulkan hasil dari perbedaan penelitian tersebut dan terciptalah drive theory.

Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari drive theory yaitu adanya orang lain dapat dianggap menimbulkan efek pembangkit energi (energizing effect) pada perilaku individu, efek ini akan memberikan sebuah energi yang dominan. Energi dominan ini bersifat positif ataupun negatif tergantung pada benar salahnya respons yang dihasilkan seseorang.

Zajonc berhasil mengatasi kemelut inkonsistensi pada para peneliti sebelumnya namun di dalam drive theory seolah-olah dijelaskan bahwa baik atau buruknya prestasi anggota kelompok tidak hanya karena kehadiran kelompok tetapi juga karena adanya pengawasan dan penilaian dari kelompok.

Rabu, 21 September 2011

Teori Prestasi Kelompok


Teori Prestasi Kelompok (Theory of Group Achievement)
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Prestasi kelompok dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Stogdill menganggap bahwa teori-teori tentang kelompok pada umumnya didasarkan pada konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu. Maka dari itu, Stogdill mengajukan teori prestasi kelompok.

Teori yang dikemukakan oleh Stogdill ini, menyertakan masukan (input), variabel media, dan prestasi (output) dari suatu kelompok.
Teori ini merupakan hasil pengembangan dari teori-teori sebelumnya yang tergolong dalam tiga orientasi yang berbeda, seperti : orientasi penguat (teori-teori belajar), orientasi lapangan (teori-teori tentang interaksi), dan orientasi kognitif (teori-teori tentang harapan).

Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori ini adalah proses terjadinya dalam kelompok dimana dimuiai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan terdapat umpan balik (feed-back).
Berikut ini adalah penjabaran teori prestasi yang terbagi atas beberapa faktor yang mempengaruhi suatu kelompok, yaitu :
a. Masukan dari anggota
Masukan dari anggota merupakan sumber input. Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu : interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi); hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).
b. Variabel media
Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).
c. Prestasi kelompok
Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang mjenentukkan prestasi kelompok, yaitu : produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok), moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya), dan kesatuan (tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress).