Sabtu, 27 Agustus 2011

Fundamental Interpersonal Relations Orientation


Fundamental Interpersonal Relations Orientation (FIRO)  Theory
Pencipta dan Sejarah Teori
Fundamental Interpersonal Relations Orientation (FIRO) Theory ditemukan oleh William C. Schultz.

Teori ini ditemukan pada tahun 1960 untuk menggambarkan hal dasar mengenai perilaku komunikasi di suatu kelompok kecil. Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memasuki kelompok karena adanya tiga kebutuhan interpersonal, yaitu : inclusion, control, dan affection.

Teori ini memiliki kesinambungan dari yang diuraikan oleh Cragan dan Wright bahwa ada dua dimensi interpersonal yang mempengaruhi keefektifan suatu kelompok, yaitu : kebutuhan interpersonal dan proses interpersonal yang meliputi keterbukaan (disclosure), percaya, dan empati.

Awal dari teori ini yaitu minat Schutz terhadap pembentukan kelompok-kelompok kerja yang efektif. Pengamatan yang dilakukan Schutz sangat dipengaruhi oleh karya-karya Bion (1949) dan Redl (1942) sehingga tidak mengherankan teori yang diungkapkan oleh Schutz sangat berbau psikoanalisis.

Asumsi Dasar dan Uraian Teori

Ide pokok dari FIRO Theory adalah bahwa setiap orang mengorientasikan dirinya kepada orang lain dengan cara tertentu dan cara ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilakunya dalam hubungan dengan orang lain dalam sebuh kelompok. Asumsi dasar dari teori ini adalah suatu individu terdorong untuk memasuki suatu kelompok karena didasari oleh beberapa hal, yaitu :

1.Inclusion, yaitu keinginan seseorang untuk masuk dalam suatu kelompok. Dalam posisi ini, seseorang cenderung berpikir bagaimana cara mereka berinteraksi dalam lingkungan kelompok yang baru ini, seperti sikap apa yang akan saya ambil jika saya memasuki kelompok ini. Dalam situasi ini, akan ada dua kemungkinan yang akan dilakukan, yaitu bereaksi berlebihan (over-react) seperti mendominasi pembicaraan, dan bereaksi kekurangan (under-react) seperti lebih sering mendengarkan atau hanya ingin membagi sebagian kisah hidup kepada orang-orang yang dipercayai saja.

2.Control, yaitu suatu sikap seseorang untuk mengendalikan atau mengatur orang lain dalam suatu tatanan hierarkis. Dalam posisi ini pembagian kerja seperti sangat dibutuhkan untuk menghasilkan sesuatu yang produktif. Situasi ini dapat menciptakan beberapa sikap, yaitu otokrat(sikap individu yang memiliki kecenderungan lebih kuat atau mendominasi dari pada anggota kelompok lainnya), dan abdikrat (sikap individu yang menyerah dan cenderung mengikuti apa yang dikatakan oleh individu yang mendominasi).

3.Affection, yaitu suatu keadaan dimana seseorang ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain. Dalam situasi ini, seseorang membutuhkan kasih sayang sebagai suatu pendukung dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sikap seperti ini akan menciptakanoverpersonal (suatu keadaan dalam diri individu dimana tidak dapat mengerjakan pekerjaan karena tidak adanya ikatan kasih sayang), danunderpersonal (suatu keadaan dalam diri individu dimana tidak adanya kasih sayang yang diberikan anggota lain tidak berpengaruh terhadap pekerjaannya).

Senin, 15 Agustus 2011

Teori Psikodinamika dari Fungsi Kelompok

Teori Psikodinamika dari Fungsi Kelompok

Pencipta dan Sejarah Teori

Teori Psikodinamika dari Fungsi Kelompokdikemukakan oleh Bion pada tahun 1948-1951. Sebelumnya Bion melakukan pengamatan dan partisipasinya dalam kelompok-kelompok terapi

Teori Psikodinamika dari Fungsi Kelompokberawal dari teori neo-analisis. Teori neo-analisis lahir dari aliran-aliran neo-analisis yang bersumber pada teori Freud. Ada pula tokoh-tokoh lain yang mengembangkan teori tersebut, seperti Sullivan, Adler, Fromm, dan Hornay.

Asumsi Dasar dan Uraian Teori

Asumsi dasar dari teori psikodinamika dari fungsi kelompok, yaitu kelompok bukanlah sekedar kumpulan individu, melainkan merupakan suatu satuan dengan ciri dinamika dan emosi tersendiri. Kelompok-kelompok ini memiliki ciri, yaitu berfungsi pada taraf tidak sadar yang berdasarkan atas suatu kecemasan dan motivasi yang ada dalam diri manusia.

Seperti yang diungkapkan oleh Sigmund Freud, dalam teori ini ada tiga kepribadian dalam suatu kelompok, yang terdiri atas :

a. Kebutuhan-kebutuhan dan motif-motif (fungsi id),
b. Tujuan dan mekanisme (fungsi ego), dan
c. Keterbatasan-keterbatasan (fungsi superego).

Kelompok kerja juga dibicarakan dalam teori ini. Kelompok kerja merupakan suatu kelompok yang bertujuan untuk melaksanakan tugas. Ada sejumlah peraturan dan prosedur yang harus dilakukan. Bion cenderung menamakan kelompok kerja ini sebagai kelompok yang bertaraf tinggi (sophisticated).
Bion mengemukakan ada tiga asumsi dasar mengenai mekanisme kerja kelompok yang saling berkaitan, antara lain :

- Asumsi ketergantungan,
- Asumsi pasangan, dan
- Asumsi melawan-lari

Minggu, 14 Agustus 2011

Karakteristik Komunikasi Kelompok


Karakteristik komunikasi kelompok, yaitu norma (persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya; ada tiga kategori norma yaitu norma sosial, prosedural, dan norma tugas) dan peran (pola-pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota kelompok; ada dua fungsi peran dalam kelompok, yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan). Karakteristik dari kelompok kecil, yaitu : ditujukan pada kognisi komunikan, prosesnya berlangsung secara dialogis, sirkular, komunikator menunjukkan pesan atau pikiran kepada komunikan, umpan balik berbentuk verbal. 

Sedangkan karakteristik dari kelompok besar, yaitu : ditujukan kepada efeksi komunikan, prosesnya berlangsung secara linear, dialogis namun berbentuk tanya jawab. Suatu kelompok disadari atau tidak berpengaruh sangat besar terhadap cara suatu individu dalam bertindak, bersikap, berperilaku, dan pola pikir. Komunikasi kelompok biasanya digunakan untuk bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran. Komunikasi kelompok terdiri atas dua bentuk, yaitu :

a. Komunikasi Kelompok Deskriptif

Dalam komunikasi kelompok deskriptif, pengelompokkan sejumlah orang terdiri atas kelompok tugas, kelompok pertemuan, dan kelompok penyadar.

b. Komunikasi Kelompok Perspektif

Dalam komunikasi kelompok perspektif akan dijelaskan bagaimana suatu kelompok dapat menyelesaikan suatu persoalan, menyelesaikan tugas, menyampaikan gagasan, dan hal-hal lain yang dapat dikomunikasikan antara sejumlah orang yang terlibat dalam kelompok tersebut.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Teori-Teori Komunikasi Kelompok


Teori-Teori Komunikasi Kelompok
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Kata “sama” di sini maksudnya adalah sama makna. Jadi, secara singkat komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan untuk mencapai kesamaan makna.

Bentuk komunikasi terdiri atas empat macam, antara lain :
1. Komunikasi Persona.
2. Komunikasi Kelompok.
3. Komunikasi Massa.
4. Komunikasi Medio.

Dalam laporan ini, akan dijelaskan mengenai komunikasi kelompok dan teori-teori yang berkaitan dengan komunikasi kelompok. Di mulai dari pengertian kelompok dan definisi komunikasi kelompok.
Seperti halnya definisi-definisi lain, komunikasi kelompok pun selalu diutarakan berbeda-beda untuk setiap pakarnya. 

Perbedaan pendapat ini wajar sekali, mengingat para pakar yang mengemukakan pendapat mengenai komunikasi kelompok pun berbeda latar belakangnya, mulai dari pengalaman, sampai pendidikan yang berbeda satu sama lain. Latar belakang psikologi, sosiokologi, dan komunikologi dapat membedakan pendapat para pakar karena objek formal di setiap bidang kajiannya berbeda namun terdapat juga persamaan pada objek materialnya, yaitu manusia.

Kelompok merupakan sekumpulan orang-orang yang terdiri atas tiga orang atau lebih yang memiliki keterkaitan psikologis terhadap sesuatu hal yang saling berinteraksi satu sama lain. Suatu kelompok memiliki suatu tujuan dan organisasi serta cenderung melibatkan interaksi antara anggota-anggotanya.

Komunikasi kelompok merupakan komunikasiyang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang. Komunikasi kelompok terbagi atas kelompok kecil ataupun kelompok besar tergantung pada jumlah orang yang terlibat dan sejauh mana hubungan psikologisnya.