Jumat, 23 September 2011

Social Exchange Theory


Social Exchange Theory (Teori Pertukaran Sosial)
Pencipta dan Sejarah Teori
Social Exchange Theory menelaah bagaimana kontribusi seseorang dalam suatu hubungan mempengaruhi kontribusi orang lainnya. Pencetus teori ini adalah Thibaut dan Kelley, yang mengemukakan bahwa orang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain.

Teori ini tidak hanya dapat diaplikasikan dalam hubungan antarpersona tetapi juga pada suatu kelompok. Teori ini memandang suatu hubungan sebagai suatu transaksi dagang, maksudnya adalah orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini seolah-olah memberikan gambaran ketika seseorang memasuki suatu kelompok akan memikirkan laba dan rugi yang akan diterimanya. Hal tersebut juga terkadang dilakukan oleh kelompok.

Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Menurut pencetus teori ini, Thibaut dan Kelley, asumsi dasar yang mendasari seluruh analisisnya bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari beberapa segi, antara lain :

Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.
 Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan.
Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya.
 Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang.

Roloff (1981) mengemukakan bahwa asumsi tentang perhitungan antara ganjaran dan upaya (untung-rugi) tidak berarti bahwa setiap anggota dalam kelompok selalu berusaha untuk saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih memilih lingkungan dan hubungan yang dapat memberikan hasil yang diinginkannya. Hubungan yang ideal akan terjadi bilamana anggota kelompok dapat saling memberikan cukup keuntungan sehingga hubungan tersebut menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan anggota kelompok ataupun kelompoknya..

Suatu kenyataan dalam kehidupan kita adalah bahwa banyak hubungan kita dengan orang lain bersifat temporer.
Ketika mengembangkan dan mengakhiri hubungan, kita akan melewati serangkaian tahap keakraban/keintiman.

Knap (1978) membagi tahapan-tahapan hubungan yang lebih akrab dengan orang lain dalam sebuah kelompok menurut, yaitu :
Inisiasi, mencakup percakapan singkat dan saling memberi salam antar anggota kelompok.

Eksperimen, masing-masing akan mulai mengungkap informasi mengenai pribadinya, percakapan pada tahap ini berfungsi menjajaki terjadinya hubungan lebih lanjut, dan membantu dalam mengungkapkan persamaan atau perbedaan kepentingan.

Intensifikasi, melibatkan penyelidikan yang lebih pada kepribadian masing-masing anggota kelompok.
Integrasi, menciptakan rasa ”bersama”, rasa ”kami/kita”, di mana anggota-anggota kelompok bertindak sebagai suatu unit dan bukan sebagai individu yang terpisah.

Ikatan, terjadi ketika anggota kelompok masuk pada suatu ritual yang secara formal mengakui hubungan jangka panjangnya.

Tidak ada komentar: