Minggu, 11 September 2011

Teori Perkembangan Kelompok


Teori Perkembangan Kelompok
Pencipta dan Sejarah Teori
Teori Perkembangan Kelompok dikemukakan oleh Bennis dan Shepherd pada tahun 1956. Teori ini merupakan pengembangan atau setidaknya dipengaruhi dari apa yang telah diungkapkan oleh orang-orang sebelumnya, seperti S. Freud, Kurt Lewin (1946), Sullivan (1953), Schutz (1955) dan Carl Rogers.

Awal dari teori ini adalah dari ketidak-sengajaan Kurt Lewin pada tahun 1946 yang menemukan dasar-dasar munculnya kelompok sensitivitas. Dilanjutkan pada tahun 1960-an adanya kelompok pertemuan, dan Carl Rogers melihat adanya manfaat dari kelompok pertemuan ini, yaitu pengembangan diri. Cara ini biasa dilakukan oleh para psikolog untuk melatih pasien menemukan bagaimana dirinya sendiri. Kemudian pada tahun 1970-an, ditemukan pula bahwa kelompok pertemuan ini juga dapat mempercepat suatu kehancuran akibat dari kepemimpinan kelompok yang merusak.

Asumsi Dasar dan Uraian Teori
Asumsi dasar dari teori ini adalah proses perkembangan kelompok yang terjadi dalam interaksi antara orang-orang yang berada dalam suatu situasi latihan di sebuh kelompok. Teori Perkembangan Kelompok ini merupakan pembagian dari kelompok besar. Teori ini merupakan suatu bagian dari tindak komunikasi kelompok pertemuan.

Bennis dan Shepherd meneliti teori perkembangan kelompok ini dari sebuah pengamatan yang dilakukan pada kelompok-kelompok latihan di National Training Laboratory for Group Development di Bethel, Maine, Amerika Serikat. Para peserta kelompok dipilih dari latar belakang yang berbeda mulai dari pendidikan, sosial, dan ekonomi, begitu pula dengan kepribadiannya. 

Pada awalnya anggota kelompok satu sama lain tidak saling mengenal. Seorang pelatih memberikan tugas-tugas kepada kelompok tersebut dengan prosedur yang telah dibuat. Pertemuan antara anggota kelompok dilakukan beberapa kali dalam satu menggu dan ini dilakukan dalam beberapa minggu. Untuk mencapai tujuan dari tugas-tugas ini, yang mulanya tidak saling mengenal kini mau tidak mau harus saling berkenalan bahkan saling berinteraksi untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan pelatih. 

Inilah tahapan-tahapan yang dilakukan ketika bergabung dalam suatu kelompok. Ada perkembangan atau proses yang dilewati untuk pencapaian tujuan bersama yang telah disepakati. Bennis dan Shepherd menyatakan bahwa tidak semua keompok bisa mencapai titik akhir perkembangannya.
Tujuan dari pelatihan yang dilakukan dalam sebuah kelompok, antara lain : pada tingkat individual dapat membantu peserta untuk mengembangkan motivasi dalam berinteraksi terhadap orang lain, peningkatan pemahaman terhadap situasi kelompok, peningkatan kendali terhadap komunikasi antar manusia, menambah keragaman perilaku sosial pada setiap peserta latihan; 

sedangkan pada tingkat kelompok dapat membentuk suatu komunikasi yang valid dimana setiap anngota dapat mengkomunikasikan perasaan, motivasi, keinginannya secara bebas dan tepat.
Tahapan-tahapan perkembangan kelompok yang biasanya dilalui seseorang dalam suatu kelompok, terdiri atas :

a.Tahap Otoritas, yaitu tahap di mana keraguan ketergantungan dapat dicairkan. Tahapan ini terdiri atas tiga subtahap, yaitu : tahap ketergantungan, tahap pemberontakan, dan tahap pencairan.
b.Tahap Pibadi, yaitu tahap di mana dicairkan keraguan saling ketergantungan. Tahapan ini terdiri atas tiga subtahap, yaitu : tahap harmoni, tahap identitas pribadi, dan tahap pencairan masalah.

Tidak ada komentar: