Tampilkan postingan dengan label pantun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pantun. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 Desember 2010

syair salam persahabatan

Ombak melambung tinggi diawan
Kapal berlayar ditengan lautan
Satukan kata salam persahabatan
Majukan negeri satukan kekuatan

Jauh sungguh pulau laut
Banyak nelayan pergi melaut
Kalau hati sudah terpaut
Satukan kata nada bersaut

Mari bersama satukan kata
Adat dan budaya tetap dipertahankan
Jangan pemuda melayu lemah berkata
Iri hati, dengki dihati harus di hilangkan

Nun jauh disebelah utara
Selalu orang pergi untuk mengembara
Kalaulah tuan pengen bersuara
Jangan lah berbicara yang mengada-mengada

Petuah melayu harus dibawa
Bahasanya lembut ramah berwibawa
Kata-katanya baik jelas titik komanya
Mengandung makna yang bijak bagaikan pujangga

Maju bersama perjuangkan Negara
Negara merdeka rakyat sejahtera
Mari menjaga peradaban bangsa
Susunkan kata satukan bahasa


saut menyaut di tengah laut
sambil mengayunkan ciau sampan
orang yang baik harus disambut
agar mendapat hidup yang mapan

syair turun hujan

Hujan turun membasahi bumi
Rumput yang layu hidup kembali
Binyi kodok bagaikan bernyanyi
Untuk mengisi indahnya hari

Awan mendung gelap gulita
Cahaya terang hilang seketika
Hujan pun turun bagaikan gempa
Deras dan kuat menghacuri taman bunga

Bunga yang indah hancur ditangkai
Tanah yang ku timbun hancur berkecai
Cacing-cacing masuk kedala tanah
Gerakan cepat  hati yang resah

Hujan yang deras telah sirna
Hujan gerimis datang menjelma
Burung-burung bernyanyi dan gembira
Bernyanyi merdu dan terbang kemana-mana

Burung wallet terbang keangkasa
Berterbangan dan bernyanyi bersuka ria
Menikmati indah alam raya
Mendung berkabut penuh bermakna

Hujan yang turun mulailah reda
Angin berhembus dingin terasa
Menusuk hati didalam rasa
Damai terasa merasuk jiwa

Angin meniup membasah batang
Daun melambai bagaikan berdendang
Mengalunkan bunyi bagaikan gendang
Menyatukan hati untuk bergoyang

Hujan deras datang kembali
Halilintar yang kuat berbunyi-bunyi
Kodok berdendang tak ada lagi
Burung yang terbang kini bersembunyi

Suasana hari terus mencekam
Guruh berbunyi bagaikan menerkam
Burung bernyanyi hilang membungkam
Kodok bersembunyi diair yang dalam

Rasa dihati takut sekali
Suara yang keras menusuk hati
Menggemparkan seluruh bumi
Bunyi yang kuat penuh berisi

Menunggu ibu entah kemana
Hujan mengguyur dimana-mana
Hati yang resah terus terasa
Duduk terdiam terpaku dan terpana

Tak berapa lama aku duduk
Bunyi suara pintu terketuk-ketuk
Rupanya ibu yang mengetuk
Ibuku pulang dari membeli kue getuk

Kemudian duduk bersama ibu
Ibu pun memasak air diatas tungku
Duduk bersama diatas bangku
Sambil makan kue getuk beli sama pak abu

Rasa takut hilang didada
Karena ibu telah ada
Resah telah hilang gembira datang pula
Karena ibu telah bersama

Kami tinggal dipulau sedanau
Suasana hari indah berkilau
Pohon-pohon hijau sangat memukau
Sunguh asri indah terpukau

Hamba sering duduk diatas tapak
Melihat burung bernyanyi jelas dan nampak
Meloncat-loncat bagaikan katak
Diatas dahan mangga berkepak-kepak

Suasana hati sungguh gembira
Melihat burung berdendang ria
Mengeluarkan bunyi mengalunkan nada
Bernyanyi merdu indah berirama

Tak lama kemudian ada datang
Seorang budak membawa senapang
Menembak burung sambil telentang
Kena didahan burung pun terbang

Burung pun sudahlah pergi
Suara bernyanyi tak ada lagi
Suasana hari sangatlah sunyi
Tak ada lagi yang bernyanyi-nyanyi

Duduklah hamba merenung sendiri
Melihat pelangi indah berseri
Sungguh indah berwarna-warni
Itu merupakan anugrah ilahi

Dongeng rakyat tentang  pelangi
Katanya ada banyak bidadari
Turun dari kayangan ingin mandi
Sebuah negeri tak tau dimana berdiri

Cinta kenangan yang terindah

Cinta merupakan adalah kenangan 
Kenangan indah merupakan suatu kebahagian
yang menghiasi hati yang selalu bertebaran
Memenuhi jiwa bagaikan keran

Jiwa yang mencinta tak akan sirna 
bagaikan kata yang manis di lubuk jiwa, 
jiwa yang tenang selalu dalam kerinduan,
jiwa yang senang membawa kedamaian.

Untuk mencapai suatu ketentraman
Dalam lubuk jiwa yang mendalam
Menyatukan  syair untuk mencapai kemakmuran.
Menyatukan  kata untuk mencapai keihklasan

Suatu kesastraan yang menyatu didalam kedamaian hati.
Yang tak akan sirna walaupun mati
Biarpun pergi didalam sanubari
Tetap bersinar berhari-hari

syair rindu

Rasa sedih menusuk kalbuku
Ingin mengucap mulutku tak mampu
Syair dan pantun jadi pembantu
Untuk mengucap dikala rindu

Kalau selalu memikirkan dirimu
Lidah mengucap terasa kaku
Pikiran dan badan terasa layu
Bila hati merasa sendu

Rinduku ini bukan rindu biasa
Rindu penakluk kepada yang dicinta
Mengingat dirimu ketika pergi
Menyusun makna ketika sunyi

Sunyinya hari sangat terasa
Ketika sang dicinta pergi kesana
Lama sungguh hati merasa
Kapan pulang dihati bertanya

Sang penakluk duduk terdiam
Mengingat sang dicinta duduk terbungkam
Melihat diatas langit sungguh kelam
Sewaktu hari dikala malam

Setiap malam terasa sirna
Merenungkan sang dicinta jauh disana
Riuh dan rendah  hati tak suka
Karena sedang mengingat orang yang disuka

Sang dicinta tak pernah mati
Selalu diingat setiap hari
Setiap waktu tak pernah pergi
Karena tersemat didalam hati

Duhai sang dicinta aku ingin selalu bertemu
Karena hati sudah merindu
Menunggu dirimu setiap waktu
Bagaikan kulit dengan kuku

Hati terasa sunguh menyatu
Bila kau berada dekat disisiku
Ingin rasanya duduk beradu
Bagaikan raja dengan ratu

Hai dicinta janganlah jauh dariku
Karena hatiku terasa tak mampu
Jauh darimu badanku beku
Tak bisa berkarya lagi bagaikan batu

Syair ku buat untuk dirimu
Karena diriku terus mengenangmu
Duduk terdiam selalu membayangimu
Didalam jiwaku penuh dengan namamu.

syair gembira

Burung nuri diatas peti
Duduk bertenger sambil bernyanyi
Senang sungguh rasa dihati
Mendengar suara sang pujaan hati

Buah kelapa hanyut di tepi sungai
Daun kelapa dibuang sayang
Sungguh rindunya hati ini aduhai
Ingin berjumpa kekasih yang tersayang

Manis gula tak semanis senyummu
Cerahnya pagi tak secerah swajahmu
Indahnya langit dikala malam
Tak seindah tawamu yang kelam

Diantara  sejuta cahaya
Tetapi dirimulah yang bersinar terang
Seandainya waktu itu berhenti
Senyummulah yang terakhir ingin kulihat darimu
Karena dirimulah pelita hidupku.....