TEKNIK PengorganisASIAN masyarakat
· Dayagunakan pemimpin lokal. Sekali lagi, jangan berbuat sendirian! Anda adalah fasilitator. Gunakan pemimpin-pemimpin kelompok lokal di desa. Misalnya, untuk menggerakkan ibu-ibu dan perempuan di desa, mintalah bantuan Ibu Kepala Desa, atau guru desa yang selama ini sudah terbiasa mengumpulkan ibu-ibu dalam kegiatan di desa pada acara pertemuan perempuan, atau Ibu Pendeta, Ketua Pengurus Pengajian, dll. Untuk mengajak kelompok tani melakukan suatu kegiatan, mintalah Ketua Kelompok Tani yang memimpin kegiatan.
· Rumuskan dulu tujuan dan manfaat yang akan diperoleh masyarakat dari satu tindakan/kegiatan yang akan dilakukan bersama masyarakat (waktu merumuskan tujuan dan manfaat ini sebaiknya dengan metode yang partisipatif antara lain dengan FGD di atas). Mintalah pendapat pemimpin-pemimpin kelompok (group leaders) di desa bagaimana tujuan dan manfaat itu dapat dicapai bersama. Biarkan mereka memberi masukan terhadap upaya pengorganisasian anggota kelompoknya/yang ada dalam kepemimpinannya.
· Biarkan para pemimpin kelompok menekankan kembali tujuan dan manfaat yang akan dicapai dari suatu kegiatan. Sharingkan hal itu dengan perwakilan kelompok yang akan diajak melakukan kegiatan. Misalnya untuk tujuan menemukenali Potensi desa, ajaklah perwakilan pemuda untuk melakukan transek bersama. Tujuan transek tersebut salah satunya adalah mengidentifikasi potensi lahan kosong yang bisa digarap oleh para pemuda dengan pertanian cepat menghasilkan (yang sesuai dengan kondisi desa dan memiliki pasar cukup baik). Tentunya anda sebagai fasilitator sudah survey awal sudah menemukan potensi ini dan sudah mengkonsultasikan dengan instansi terkait dengan kemungkinan manfaat pendayagunaan lahan kosong ini bagi peningkatan pendapat masyarakat di desa, khususnya untuk pemuda-pemuda yang masih menganggur. Atau untuk tujuan lain, misalnya anda ingin mengajak ibu-ibu di desa bersama-sama mengembangkan gerakan “program memanfaatkan pekarangan rumah” dengan menanam sayuran (cabe, tomat, sayur bayam, dll) dalam pot, atau beternak bebek, ayam kampung, dll.
· Libatkan peran dari Dinas/instansi terkait sebagai pembina dalam program yang akan dikembangkan bersama masyarakat. Ingat, anda punya keterbatasan untuk ilmu dan pengetahuan bidang-bidang tertentu. Masalah peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pertanian serahkan pada ahlinya (bisa dari PPL, petani, dll); masalah penyuluhan kesehatan serahkan pada kader-kader kesehatan yang sudah ada, bidan desa, paraji, dll.
· Ingat satu hal: bangun motivasi! Masyarakat atau warga desa tidak akan bergerak melakukan sesuatu jika tidak ada proses membangun motivasi pada awal (perencanaan kegiatan), pada saat pelaksanaan, pemantauan, evaluasi terhadap hasil/dampak kegiatan, serta proses keberlanjutannya.
· Jangan lakukan banyak kegiatan sekaligus! Jangan gerakkan banyak orang sekaligus! Pada dasarnya, setiap Tahap pemberdayaan memerlukan pembuktian manfaat suatu kegiatan. Oleh karena itu, lakukan satu kegiatan kecil yang dapat menghasilkan manfaat bagi satu kelompok kecil masyarakat. Misalnya anda ingin membuktikan manfaat mengolah lahan kosong di pekarangan kepada ibu-ibu di desa. Pertama-tama, ajaklah beberapa ibu-ibu yang bisa jadi panutan (memiliki karakter suka inovasi atau kreatif dan suka mencoba hal-hal yang jelas manfaatnya) menanam cabe dan tomat di polibeg atau pot dari ember bekas, atau panci yang sudah rusak/tidak dipakai. Latihlah mereka untuk merawat tanaman cabe tersebut sampai menghasilkan (panen) dan bangga dengan hasil panennya. Biarkan mereka bercerita nilai penghematan uang belanja untuk membeli cabai dan tomat tersebut kepada ibu-ibu lainnya di desa dan pada acara pertemuan berikutnya biarkan mereka yang mengajak ibu-ibu lain untuk menanam cabai dan tomat dalam polibeg.
· Tingkatkan ketrampilan dan pengetahuan! Dalam setiap kegiatan, lakukan pelatihan singkat dan pemerkayaan pengetahuan. Seperti contoh di atas, untuk pengelolaan pekarangan, ajak petani yang sudah biasa menanam cabai atau tomat memberikan ilmunya bagaimana merawat cabai dan tomat dalam pot. Ilmu dan ketrampilan sederhana yang diberikan akan sangat bermanfaat dan akan dipraktekkan setelah ada pembuktian hasil.
· Ciptakan ruang pertukaran gagasan. Jangan paksa masyarakat langsung menerima ide/gagasan dan otomatis akan melaksanakan kegiatan yang anda sarankan. Sebagai fasilitator, anda perlu memberi ruang mereka untuk ragu-ragu, atau menolak suatu gagasan/kegiatan yang walaupun dalam analisa anda akan sangat bermanfaat bagi masyarakat (bahkan untuk orang miskin sekalipun). Berikan ruang dan waktu untuk terjadinya pertukaran gagasan. Jika terjadi penolakan gagasan pada awal pertemuan, lakukan diskusi membuka wawasan dan contoh-contoh pembuktian dan kesempatan menemukan bukti-bukti yang anda sampaikan dari banyak pihak dan dari sumber lain (jika perlu hadirkan “pakar” atau “praktisi” yang sudah membuktikan gagasan tersebut berhasil).