Selasa, 26 April 2011

Perilaku kepemimpinan Berdasarkan Orientasi


Perilaku kepemimpinan Berdasarkan Orientasi Pada Bawahan dan Produksi

Pada waktu bersamaan dengan penelitian yang dilakukan Universitas Ohio State, dilakukan pula studi tentang kepemimpinan yang dilakuan oleh Universitas Michigan. Sasaran yang ingin dicapai dengan studi tersebut hampir sama dengan sasaran penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ohio State, yaitu berusaha mengidentifikasikan karakteristik perilaku pimpinan yang tampaknya berkaitan dengan efektivitas.

Studi yang diselenggarakan oleh Universitas Michigan menggunakan dua dimensi kepemimpinan yang diberi nama orientasi pada bawahan dan orientasi pada produksi

Beberapa perilaku pimpinan dengan orientasi bawahan ialah:
a)   Penekanan pada hubungan atasan dan bawahan
b)   Perhatian pribadi pimpinan pada pemuasan kebutuhan para bawahannya
c)   Menerima perbedaan-perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku yang terdapat dalam diri para bawahan tersebut

Sebaliknya pimpinan dengan orientasi produksi menunjukkan perilaku seperti:
a)      Cenderung menekankan segi-segi teknis dari pekerjaan yang harus dilakukan oleh para bawahan dan kurang pada segi manusia
b)      Pertimbangan utama diletakan pada terselenggaranya tugas, baik oleh per orang dalam satuan kerja tertentu maupun oleh kelompok-kelompok kerja yang terdapat dalam organisasi
c)      Menempatklan pencapaian tujuan dan penyelesain tugas di atas pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut unsur manusia dalam organisasi

Salah satu kesimpulan yang menarik dari studi oleh Univeristas Michigan itu ialah bahwa pada umumnya pimpinan yang berorientasi pada bawahan ternyata lebih efektif dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya dibandingkan dengan para pemimpin yang berorientasi pada produk. Tingkat produktivitas kerja, tingkat kehadiran di tempat kerja, kepuasaan kerja merupakan ukuran-ukuran yang digunakan untuk melihat tingkat efektivitas tersebut. Seseungguhnya kesimpulan demikian tidak mengherankan dan bahkan memperkuat filsafah manajemen modern yang menempatkan manusia pada posisi sentral dalam kehidupan berorganisasional.

Usaha untuk lebih memahami faktor-faktor yang meningkatkan efektivitas kepemimpinan terus berlanjut, bahkan hingga saat ini. salah bentuk usaha yang dapat ditempuh adalah dengan kristalisasi pemikiran sehingga berbagai konsep, teori dan paradigma yang elah dikembangkan melalui berbagai kegiatan penelitian menjadi semakin jelas.

Kejelasan demikian diperkirakan akan meningkatkan kemampuan untuk menerapkannya dalam situasi nyata. Artinya dalam praktek. Karena memang dalam praktek itulah validitas dan relevansi suatu konsep dan teori terlihat. Dua orang ilmuwan manajemen, yang bernama R Blake dan Jane S Mouton, melakukan kristalisasi tersebut dengan menciptakan apa yang diebut dengan istilah kisi-kisi manajerial

Tidak ada komentar: