Rabu, 29 Desember 2010

PENDAMPING KELOMPOK MASYARAKAT


PENDAMPING KELOMPOK MASYARAKAT


Siapakah Pendamping Kelompok Masyarakat itu ?

Dalam pembahasan sebelumnya telah diuraikan bahwa dalam proses Pendampingan Kelompok Masyarakat pada awalnya akan terjadi intervensi dari luar yaitu dengan adanya pendamping dari luar. Tetapi ketika kelompok telah mancapai tahap Kemandirian, maka peran pendamping dari luar akan digantikan oleh pendamping dari dalam kelompokitu sendiri.
Oleh karena itu siapapu dan dari manapun, seorang pendamping Kelompok Masyarakat adalah mereka yang :

Ä  Mempunyai komitmen pada Pengembangan Orang Miskin/desa
Ä  Percaya pada kreativitas kaum miskin
Ä  Mempromosikan pembebasan Kemampuan Kreatif Kaum Miskin
Ä  Membantu menanggulangi rintangan menuju pada tindakan
Ä  Obyektif, pandangannya bebas dari prasangka atau tidaak terikat pada suatu paham pengetahuan tertentu, tetapi lebih mendasarkan pada suatu perspektif sosial tertentu yang ada pada masyarakat.

Peran-peran apa yang bisa dilakukan Pendamping ?

Mendasarkan pada pengertian Pendamping tersebut diatas sejumlah peran kiranya bisa diambil oleh seorang Pendamping Kelompok Masyarakat, tetapi dalam besarnya dapat dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai :

1. Konsultan
Dalam hal ini pendamping harus mampu menjadikan dirinya tempat bertanya, menampung permasalahan atau kendala-kendala yang dihadapi para fungsionaris kelompok dan memberikan alternatif pemecahan masalah dengan keputusan tetap ada di tangan kelompok masyarakat sendiri.

2. “Fasilitator”
Sebagai seorang “fasilitator”, Pendamping harus mampu memfasilitasi kebutuhan kelompok dalam hubungannya dengan pihaak luar. Baik dalam hal menemukan akses sumberdaya atau pasar, maupun dalam mempromosikan kelompok agar mendapatkan pengakuan dari pihak luar.

3. Pelatihan
Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta terjadinya perubahan sikap dalam diri para fungsionaris kelompok, maka seorang pendamping juga harus mampu menjadi Pelatih bagi Kelompok Masyarakat.

Ketiga peran tersebut di atas sebenarnya bukan peran yang berdiri sendiri-sendiri tetapi merupakan satu kesatuan, dimana satu dengan yang alin akan saling berkaitan dan mendukung.
Sebagai contoh : sebagai seorang pelatih, pendamping tentunya terbatas kemampuannya dalam hal pelatihan teknis (seperti : cara membuat tahu atau barang kerajinan). Untuk itu pendamping harus tetap mengupayakan pelatihan dibidang tersebut dengan jalan memfungsikan peran yang lain yaitu sebagai fasilitator untuk menghubungkan atau mencari orang lain yang dapat memberikan Pelatihaan Teknis tersebut. Dengan demikian tidak harus semua diaa sendiri yang melakukan.

Tidak ada komentar: