Kamis, 30 Desember 2010

TEKNIK PENDAMPINGAN UNTUK MENDETEKSI KONFLIK


TEKNIK PENDAMPINGAN UNTUK MENDETEKSI KONFLIK

A.      DETEKSI DINI KONFLIK
·          Pada tahapan pendampingan, pendamping atau fasilitator suatu ketika pasti akan berhadapan dengan konflik dalam masyarakat. Apa yang bisa dilakukan oleh pendamping? Pertama-tama adalah harus dipahami bahwa konflik pada dasarnya merupakan sebuah dari  berbagai bentuk perwujudan masalah sosial yang dialami individu atau kelompok individu dalam berhubungan dengan individu atau kelompok lainnya. Masalah sosial pada dasarnya merupakan suatu kenyataan sosial yang tidak dapat ditanggapi atau dipahami dengan menggunakan pengetahuan masyarakat yang bersangkutan.
·          Deteksi dini konflik merujuk pada penemuan dan pengenalan gelaja dan sumber-sumber yang dianggap berpotensi memunculkan perbedaan pemahaman yang dapat berakibat munculnya konflik dan atau kemungkinan konflik lanjutan
·          Dalam pendeteksian dini ini sangat diperlukan pengetahuan tentang hubungan-hubungan sosial antar kelompok atau golongan sosial yang terjadi. Di dalamnya terkandung juga pengetahuan tentang tanggapan dan prasangka yang ada dalam satu kelompok atau golongan sosial lainnya.
·          Tahap 1      :  pemetaan sosial
a.     lakukan identifiksi perbedaan yang ada dalam masyarakat  (suku bangsa, agama, stratifikasi sosial, politik, ekonomi), dapat diperoleh dari data potensi penduduk
b.     deskipsikan pemanfaatan suatu sumberdaya yang sama yang dilakukan oleh beberapa kelompok yang berbeda, bagaimana masing-masing kelompok memperlakukan sumberdaya yang ada tersebut.
c.     Deskripsikan bentuk jaringan sosial masing-masing kelompok untuk melihat siapa yang menjadi patron dalam kelompok yang bersangkutan, khususnya berkenaan dengan Pemanfaatan sumber daya.
d.     Identifikasi tempat-tempat pertemuan antar kelompok yang berbeda dan gambarkan aktivitas yang terjadi di tempat-tempat tersebut.

·          Tahap 2      :
Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerengggangan hubungan sosial antar kelompok yang berbeda, dengan cara:
a.     Deteksi anggapan dan prasangka antar kelompok, untuk mengenali:
a.1. model solidaritas yang dimunculkan:
§   Data pengelompokan warga berbasis suku bangsa, profesi, latar belakang wilayah/daerah, partai politik, strata sosial, ideologi;
§   Pengelompokan terbangun dalam rangka Penguasaan Sumber Daya dan perebutan pengaruh;
§   Pengelompokan yang terjadi dapat atau tidaknya memunculkan penggalangan solidaritas anggota kelompok dan bahkan memunculkan sentimen kelompok)

a.2. basis kepentingan terhadap sumberdaya dalam rangka distribusi sumberdaya ekonomi dan politik, data yang dikumpulkan :
§   Distribusi sumber daya yang ada dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok warga komuniti
§   Variasi sumberdaya yang dapat menunjang perebutan sumberdaya antar komuniti
§   Kecenderungan segregasi antar kelompok atau golongan sosial terhadap penguasaan suatu sumberdaya langka dan terbatas
§   Penguasaan Sumberdaya atas nama ulayat atau adanya sumberdaya bebas yang pemanfaatannya dapat dilakukan oleh semua komuniti dengan variasi latar belakang
§   Kecenderungan komuniti yang terisolasi terhadap akses sumberdaya yang ada




a.3. Riwayat hubungan sosial antar kelompok, data yang dikumpulkan:
§   Pertentangan di antara kelompok yang berbeda di arena kehidupan sosial, agama, ekonomi, budaya dan politik, baik berupa persaingan maupun kerjasama dan atau konflik.
§   Kuantitas kemunculan pertentangan antar kelompok atau golongan sosial dan arena-arena sosialnya dan kualitas konflik yang terjadi serta Dampak Fisik yang ditimbulkannya.
§   Model dan bentuk pemecahan konflik yang pernah dilakukan.

a.4. Aspek-aspek kebijakan, data yang dikumpulkan:
§   Cara-cara mutasi yang terjadi di arena birokrasi pemerintahan,
§   Penggunaan hubungan primordial kelompok dalam arena formal birokrasi
§   Persentase jumlah Personil kepemerintahan berdasarkan suatu kelompok

a.5. Etika moral dan bisnis, data yang dikumpulkan:
§   Keterkaitan dengan aturan-aturan yang berlakuk yang berdasarkan pada aturan, nilai, norma nasional
§   Penggunaan asas profesionalitas

a.6. Partisipasi politik masyarakat, data yang dikumpulkan:
§   Persebaran politik lokal kelompok yang berdasarkan pada primordialitas (suku, agama, ras) atau Dominasi kelompok.
§   Dominasi individu-individu yang bermain dalam tingkat lokal dengan penggunaan model-model kelompok dominan.
§   Persebaran dan persentase kelompok atau golongan sosial yang termarjinalisasi serta tertutupnya akses sumberdaya dalam berperan di aren politik lokal maupun tingkat lokal

b.     Mendeteksi institusi sosial yang dipergunakan untuk berhubungan sosial antar kelompok, untuk mengenali:
b.1. Keberadaan institusi lokal yang biasa digunakan untuk penyelesaian konflik
b.2.  Pihak ketiga yang dapat menjembatani dua kelompok yang bertikai
b.3.  Keterkaitan antar kelompok sosial dalam satu arena sosial

c.     Mendeteksi pengaruh kekuasaan dalam politik lokal dan tingkat lokal , untuk mengenali:
c.1.  Penggolongan mayoritas dan minoritas dalam masyarakat
c.2.  Pendominasian pranata sosial
c.3. Identifikasi tokoh-tokoh kunci dalam percaturan kekuasaan di arena lokal dan tingkat lokal
c.4.  Ketergantungan individu terhadap individu lain dalam pranata sosial yang ada
c.5.  Hubungan kekuasaan formal (pemerintah)
c.5.  Model jaringan sosial individu

·          Tahap 3         :
Analisa terhadap idenifikasi dalam rangka deteksi dini terhadap konflik
a.     Langkah 1: menilai anggapan dan prasangka dari satu kelompok terhadap kelompok lainnya
b.     Langkah 2: menilai banyaknya institusi (pranata) sosial yang sering dipakai bersama dapat mempermudah penyelesaian konflik yang terjadi dan bahkan dapat dipakai untuk mengantisipasi konflik
c.     Langkah 3 : menilai kekuasaan dan kekuatan sosial dari salah satu kelompok yang mendominasi kekuasaan lokal menjadi dasar pendominasian suatu wilayah dengan kemampuan dan kekuasaannya memahami, menerjemahkan politik nasional dengan menggunakan pengetahuan kelompok

·          Tahap 4: Menyimpulkan hasil
Langkah: memberikan penilaian terhadap variabel yang bisa menciptakan konflik.

Tidak ada komentar: