Rabu, 29 Desember 2010

Keterampilam Yang Dibutuhkan dalam Pendampingan


Keterampilam Yang Dibutuhkan dalam Pendampingan


Mengingat Pendamping masyarakat posisi yang sangat strategis dalam upaya-upaya pembelajaran dan pemberdayaan, maka dibutuhkan berbagai jenis keterampilan dan kemampuan dari seorang pendamping.

Konsep keterampilan yang dibutuhkan dalam pendampingan ini sering disebut sebagai “8 (delapan) Koridor Pendampingan”, yaitu;
1.      Mampu menganalisa secara ilmiah dan metodis pada aspek fisik lingkungan, sosial dan ekonomi.
2.      Menguasai teknis pendampingan dan Pengembangan Masyarakat.
3.      Mampu berkomunikasi 2 (dua) arah
4.      Mampu memfasilitasi Perencanaan Program
5.      Mampu menyesuaikan diri dengan Gaya Hidup dan gaya kerja (kinerja) masyarakat.
6.      Mampu mengatasi situasi ketegangan dan konflik internal (Manajemen Konflik)
7.      Mampu melakukan penghapusan peran diri secara sadar dan terencana
8.      Mampu memberikan solusi terhadap setiap permasalahan yang muncul dan berkembang.

Sifat Pendamping Yang Baik
1.      Kesetaraan
Menganggap peserta setara, artinya menghormati keadaan dan pendapat mereka.
2.      Kerendahan Hati
Tidak bersikap terlalu sombong, misalnya sengaja memberitahu kepada peserta betapa tingginya tingkat pendidikan yang dimiliki, betapa banyak pengalaman dan sebagainya.
3.      Mampu dan Jujur
Seorang fasilitator harus layak untuk dipercaya. Selain mau belajar agar cukup menguasai materi bahasan, Fasilitaor harus memberi kesan bahwa dia cukup jujur artinya tidak membesar-besarkan masalah atau membual mengenai sesuatu yang tidak pernah dilakukannya.
4.      Percaya Diri
Rasa percaya diri fasilitator dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat sehingga mereka akan lebih mudah tertarik terhadap informasi yang diberikan. Karena minat dan upayanya dalam mempelajari materi bahasan sebelum melakukan fasilitasi dan melakukan pengakraban dengan masyarakat biasanya kepercayaan diri akan terbina dengan sendirinya.
5.      Terbuka
Bagaimanapun suatu persiapan dilakukan acapkali fasilitator tidak mampu mengembangkan jawaban terhadap suatu pertanyaan. Dalam keadaan ini fasilitator harus mau mengakui ketidaktahuannya dan mengucapkan penciran jawaban dari orang lain atau dari masyarakat. Dalam hal ini fasilitator harus maubelajar dari masyarakat. Bila tidak berhasil disarankan untuk bersama-sama mencari tahu kepada pihak-pihak yang lebih tepat.
6.      Sabar
Proses Komunikasi memang memerlukan waktu, perenungan tanggapan dan pengakraban suasana. Keadaan menunggu ini harus disadari sebagai bagian dari proses. Fasilitator harus sabar dalam mengikuti proses yang terjadi, karena perubahan yang diinginkan tidak akan terjadi dengan begitu saja tetapi memerlukan waktu yang panjang.
7.      Luwes dan Tanggap
Meskipun perencanaan sudah dianggap baik. Fasilitator harus bisa melihat perubahan-perubahan yang terjadi selama proses berlangsung yang barangkali memerlukan Strategi-strategi dan kegiatan baru sesuai dengan situasi. Untuk itu fasilitator tidak boleh kaku dengan perencanaan yang sudah dibuat.
8.      Bisa Menyesuaikan Diri
Perbedaan pendapat sehari-hari, budaya setempat dan sejumlah perbedaan cara hidup harus dihadapi oleh fasilitator dengan wajar dan berupaya melakukan penyesuaian dengan cepat, karena dalam keadaan itu pesertalah yang menjadi “pemilik” kegiatan dan pelaku utama.
9.      Empati
Fasilitator harus mempunyai rasa empati terhadap masyarakat. Empati adalah melihat dan merasakan sesuatu seperti yang dirasakan oleh masyarakat kelompok sasaran.
10.  Ramah
Fasilitator tidak boleh membeda-bedakan perhatiannya terhadap setiap warga masyarakat. Semua warga diperlakukan sama, tidak ada yang lebih istimewa dari yang lainnya.
11.  Menghargai
Fasilitator harus bisa menghilangkan jarak social antara dia dengan Masyarakat, sehingga bisa mengerti keadaan dan menerima kekurangan serta kelebihan yang dimiliki oleh masyarakat kelompok sasaran.

Tidak ada komentar: