Manajemen adalah kalimat yang paling sering muncul dalam pembahasan mengenai pengelolaan perusahaan. Pembahasan mengenai manajemen ini juga cukup luas dan bervariasi. Untuk itu manajemen modern memiliki konsep yang pertama kali diungkapkan oleh Henry Fayol (1841-1925) dengan konsep: forecasting, organizing, commanding, coordinating dan controlling (Yasin, 2013). Selanjutnya disampaikan bahwa Mary Parker Follet (1868-1933) menyatakan bahwa manajemen sebagai “the art of getting things done through people.”
Selain itu ada juga beberapa pengertian manajemen menurut para ahli antara lain menurut Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Kepimpinan merupakan suatu konsep yang terus mengalami pengembangan dari waktu ke waktu dan telah didefinisikan dengan berbagai cara berbeda oleh berbagai ahli bergantung dari perspektif analisis masing – masing.
Selanjutnya, Kotter membedakan antara fungsi manajemen dan leadership. Masing – masing memiliki focus yang berbeda. Manajemen bekerja dengan focus pada products order and consistency dalam planning and budgeting, organizing and staffing dan controlling and problem solving. Sedangkan leadership memiliki focus yang lebih luas yaitu pada products change and movement dengan bentuk aktivitas establishing directions, aligning people dan motivating and inspiring.
Dari berbagai pendapat tersebut di atas terlihat bahwa Drucker. Koontz dan O’Donnel memandang leadership dengan penekanan lebih kepada kemampuan seseorang untukmemberikan keteladanan dan kinerja yang baik. Sementara itu, Alford, Beatty, Chester, Barnard, Livingston, Balzac menganggap leadership sebagai kemampuan seseorang untuk menggerakkan para staf atau karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Haimann dan Gibbon menganggap leadership sebagai kemampuan seseorang untuk mengarahkan dan mempengaruhi karyawan. Sedangkan konsep leadership menurut Katz dan kalm lebih menekankan kepada perilaku dan karakter yang dimiliki pemimpin.
Menurut Coleman, Gulati dan Segovia, pemimpin masa depan yang baik memiliki gaya kepemimpinan kolaboratif (bekerja sama), bukan otoriter. Mereka juga tidak berkompetisi dengan sesamanya. Mereka mendayagunakan talenta dan kemampuan untuk mencapai tujuan, tanpa terlalu memikirkan siapa yang akan dapat nama.
Selanjutnya, ensiklopedia ilmu social menganggap leadership sebagai hubungan anatara individu dan sekelompok orang dalam organisasi. Lebih lanjut, Hiriyappa dan Northouse memberikan beberapa kesimpulan mengenai leadership, yaitu hubungan untuk saling mempengaruhi dan dipengaruhi antara pemimpin dan staf untuk mencapai tujuan, saling memberikan motivasi, keteladanan dalam berperilaku, menjalankan tradisi yang ada. Selain itu Hiriyappa, Christensen dkk, dan Kotter menganggap leadership sebagai kemampuan seseorang untuk mengarahkan, mengorganisasikan mengoordinasikan, mendukung dan memotivasi karyawan. Sementara itu, konsep leadership Bass lebih focus pada proses yang terjadi dalam suatu grup.
Dari berbagai sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, mengajak, mengarahkan, merencanakan dan menyusun strategi, memberikan motivasi, mengoordinasikan dan menggerakkan para staf/karyawan di bawahnya untuk saling bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar