pengelolaan potensi sumber daya lokal baik sumber daya dari alam maupun sumber daya limbah tidak terpakai atau dalam hal ini adalah sumber daya buatan di pedesaan, banyak masyarakat yang memanfaatkannya dengan cara sederhana, yang rata-rata adalah home industry dan usaha kecil dan menengah, menurut Tambunan (2009:12), sebagian besar atau sekitar 89% dari jumlah usaha kecil menengah terdapat di pedesaan, sehingga kelompok usaha tersebut sangat diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan dan roda perekonomian pedesaan.
Usaha skala kecil dan menengah di daerah selama ini sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial di daerah itu sendiri, seperti tingkat kemiskinan yang tinggi; jumlah pengangguran yang besar, terutama bagi golongan masyarakat yang berpendidikan rendah; ketimpangan distribusi pendapatan; proses pembangunan yang tidak merata antara kota dengan desa serta masalah urbanisasi dengan segala aspek negatifnya. Artinya keberadaan usaha kecil dan menengah di daerah diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut. Untuk sektor industri usaha kecil menengah, membuat berbagai macam produk yang menghasilkan barang-barang kebutuhan konsumsi dan barang setengah jadi yang akan dipakai sebagai bahan baku industri hilirnya.
Untuk jenis-jenis barang konsumsi tertentu, seperti makanan dan minuman, pakaian jadi, tekstil, alas kaki, dan alat-alat rumah tangga, usaha kecil menengah tetap dapat bertahan di pasar dan bahkan menikmati pertumbuhan volume produksi yang lumayan setiap tahunnya, walaupun usaha kecil menengah menghadapi persaingan yang ketat dengan industri skala besar yang juga membuat jenis-jenis barang yang sama. Dari kedua skala usaha yang menghasilkan produk sama namun dari sisi lain menunjukkan perbedaan. Perbedaan tersebut bisa saja dalam hal warna, bentuk, rasa, kemasan, harga, atau pelayanan.
Dengan perkataan lain, walaupun jenis barangnya sama usaha kecil menengah memiliki pasar tersendiri yang melayani kelompok pembeli tertentu. Untuk jenis-jenis produk tertentu pada umumnya barang-barang konsumsi sederhana hasil dari usaha kecil menengah memiliki segmentasi pasar sendiri yang melayani kebutuhan kelompok konsumen tertentu, pada umumnya dari kalangan kelompok masyarakat berpendapatan menengah ke bawah, usaha kecil menengah memiliki peran strategis dalam upaya Pemerintah memerangi kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja.
Oleh karena itu, usaha kecil menengah dapat terus berperan secara optimal dalam upaya menanggulangi pengangguran yang jumlahnya terus meningkat. Pembangunan di pedesaan diharapkan mampu mengurangi kesenjangan pembangunan antara perkotaan dan pedesaan. usaha kecil menengah di pedesaan bisa menjadi faktor pendorong diversifikasi kegiatan ekonomi di luar sektor pertanian di mana lahan pertanian semakin sempit karena berbagai hal. Jika usaha kecil menengah bisa tumbuh pesat, maka produktivitas usaha di pedesaan akan meningkat, migrasi penduduk dari desa ke kota berkurang secara signifikan Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di pedesaan diantaranya adalah faktor Sumber Daya Manusia (SDM), Permodalan, Mesin dan Peralatan, Pengelolaan Usaha, Pemasaran, Ketersediaan Bahan Baku.
Kelemahan-kelemahan dan kesenjangan yang dialami Usaha Kecil Menengah dalam memanfaatkan sumber daya lokal di pedesaan antara lain adalah (1) potensi sumber daya lokal baik sumber daya bahan baku baik sumber daya alam maupun sumber daya lain cukup melimpah; (2) pemanfaatan sumber daya di lingkup masyarakat desa belum optimal; (3) produktivitas belum memadai; (4) kualitas belum memadai, (5) daya saing rendah (6) peralatan produksi masih sederhana.
Melihat kesenjangan-kesenjangan tersebut maka perlu adanya strategi untuk meningkatkan daya saing dan kualitas produk Usaha Kecil Menengah, salah satunya adalah mendukung masyarakat untuk mengelola sumber daya lokal yang dimiliki secara mandiri dan salah satunya adalah melalui penerapan Teknologi Tepat Guna, bila dalam pengelolaan sumber daya yang melimpah di masyarakat tidak didukung oleh teknologi yang memadai maka usaha pengelolaan sumber daya menjadi kurang efisien, optimal dan berkesinambungan, sehingga kontribusinya bagi pembangunan ekonomi masyarakat relatif kecil, Teknologi Tepat Guna diyakini sebagai pendekatan yang ampuh dalam upaya mempercepat pemberdayaan masyarakat terutama Usaha Kecil Menengah, sehingga dalam pemilihan teknologi pada UKM di masyarakat harus tepat karena dengan adanya teknologi ini diharapkan dapat mengefisienkan ongkos produksi, memperbaiki proses mutu produksi, meningkatkan kapasitas dan nilai tambah produk, menghasilkan produk yang memiliki standarisasi terhadap kebutuhan pasar, dengan kata lain sentuhan Teknologi Tepat Guna memberikan implikasi positif dalam meningkatkan kualitas produk dan membangun desa yang memiliki daya saing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar